"cause nobody knows you like I do"
Maurel terus melangkahkan kakinya dengan perasaan yang tak karuan. Banyak pasang mata yang terus memperhatikannya sepanjang jalannya menuju kelas baru.
12 Mipa-4, setelah memastikan bahwa itu memang kelasnya, Maurel langsung memantapkan langkahnya untuk memasuki kelas tersebut. Awalnya ia kebingungan untuk mencari bangku kosong, tapi pilihannya jatuh pada bangku pojok paling belakang karena ia tak ingin duduk paling depan.
Banyak murid-murid yang memandanginya dengan pandangan heran, Maurel hanya diam memaklumi saja. Toh wajar saja mereka seperti itu karena mungkin wajahnya terasa asing bagi mereka semua.
"Lo murid baru ya? Kenalin gue Yena."
Maurel yang tengah membaca wattpad sambil mendengar lagu lewat earphone tidak menghiraukan ucapan murid perempuan tersebut.
"Halo? Lo denger gue gak?" ujar murid perempuan yang mengenalkan dirinya sebagai Yena tersebut.
Masih tak ada jawaban dari Maurel.
"Ihh, cantik-cantik kok budeg sih?!"
Maurel lalu melepas earphonenya dengan malas.
"Maurel." ujar Maurel datar sambil menjabat tangan Yena.
Yena awalnya terkejut tapi selanjutnya ia tersenyum lebar. "Kirain gue lo budeg beneran, ehehe.."
Maurel hanya memutar bola matanya malas, sebenarnya ia paling malas berinteraksi dengan orang asing.
"Lo pindahan dari mana?" tanya Yena kembali.
"Sma Garuda."
"Wihh.. nama smanya mirip sama nama smanya Nathan ya?"
'Bodo njirr.' -Maurel
"Pindah kesini kenapa? Padahal kan gue denger sma garuda itu sma favorit?"
"Pagi-pagi udah ngebacot aja lu, serah dia lah mau pindah sekolah kesini atau nggak. Gak ada urusannya sama lo kan?"
Maurel dikejutkan dengan kedatangan seorang pemuda yang sekarang sudah duduk disampingnya tanpa sepertujuannya.
"Ihh serah gue juga lah! Dasar cowok pms kerjaannya marah-marah mulu!" gerutu Yena lalu beranjak pergi dari hadapan Maurel.
"Btw lo jangan mau rel diajak kenalan ama cowok pedes kayak dia. Dia orangnya keliatan kalem tapi sebenernya omongannya itu lebih pedes dari omongannya netijen +62!"
Maurel hanya tersenyum kecil, toh ia tidak peduli dengan cowok disampingnya ini. Mau omongannya pedes atau tidak pun bukan urusannya. Yang jadi urusannya itu kenapa cowok ini harus duduk disampingnya.
"Gak keberatan kan kalo gue duduk sebangku ama lo? Soalnya gue emang biasanya duduk di bangku pojokan gini."
Baru saja Maurel ingin bangkit untuk pindah duduk ke bangku kosong yang berada di depan, tapi ia harus urungkan niatnya itu saat melihat bangku itu sudah ada pemiliknya. Maurel menghela nafas berat. Terpaksa ia harus satu bangku dengan pemuda yang ternyata adalah tetangga apartemennya ini.
Hyunjin melangkah dengan langkah gontai ke arah kelas barunya. Ia sengaja datang agak terlambat karena memang sebenarnya ia tak bersemangat datang ke sekolah.
Saat sudah memasuki kelas ia berjalan ke arah bangku pojok paling belakang karena memang itu adalah spot favoritnya. Disaat anak-anak tengah sibuk berbincang-bincang dengan yang lainnya, Hyunjin lebih memilih untuk menenggelamkan wajahnya pada hoodie yang ia taruh di atas meja. Di kedua telinganya terpasang earphone dengan volume cukup keras.
"Permisi, aku boleh duduk disini gak?"
"Permisi, aku boleh duduk disini ya?"
"Permisi.."
Karena tak kunjung ada jawaban, gadis yang daritadi berdiri di samping Hyunjin itu memilih untuk melepas salah satu earphone yang menempel pada telinga Hyunjin. Sontak Hyunjin agak terkejut dan menoleh untuk melihat siapa yang telah berani menganggu ketenangannya itu.
"Maaf udah ganggu, aku boleh duduk disini kan? Soalnya kursi yang kosongnya tinggal disini aja?" ujar gadis itu agak gugup dan takut. Soalnya pandangan Hyunjin terkesan dingin dan agak sinis.
"Tinggal duduk aja ribet amat sih." ujar Hyunjin datar sambil memasang kembali earphone yang terlepas tadi. Hyunjin kembali menenggelamkan wajahnya. Tapi saat tersadar satu hal ia langsung menatap kembali gadis tadi.
Hyunjin terus menatapi gadis itu cukup lama, ia merasa agak familiar dengan gadis tersebut.
Merasa agak risih dan gugup terus ditatapi oleh Hyunjin, gadis itu lalu memberanikan diri untuk membuka suaranya.
"Kenapa kamu liatin aku terus? A-aku cantik ya?" ujar gadis itu dengan nada polosnya.Spontan Hyunjin langsung terbahak, ia sampai memukul meja saking kencangnya ia tertawa. Gadis itu dibuat kebingungan, apakah pertanyaannya tadi itu terdengar sangat lucu?
"Noh ada upil nongol di idung lo." setelah berucap seperti itu, Hyunjin kembali tertidur lagi seperti tadi.
Sekarang gadis yang duduk disamping Hyunjin tersebut dibuat jengkel sendiri. Biasanya para murid laki-laki jika berhadapan dengannya selalu bersikap manis dan ramah. Tetapi kenapa pemuda ini malah sangat jutek dan menyebalkan kepadanya? Dan itu.. membuat gadis tersebut kembali bersedih karena sikap pemuda disampingnya ini mengingatkannya pada Jeno.
Pemuda yang dulu selalu ia kejar.
•tbc•
awal awal pendek dulu lah:v
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD HABITS✔
Hayran Kurgu"..kok bisa ada bekas lipstik dipipi kamu ya?" "I-ini.. tadi ada tante aku dateng buat jenguk, biasa kalo tante dateng mah suka cium cium pipi." ujar Hyunjin sambil mencoba menghapus bekas lipstik yang ada dipipinya. Gue mendekat ke arah Hyunjin, ta...