Enam bulan berlalu semenjak Maurel dan Hyunjin kembali pulang ke Jakarta. Dan ternyata kepergian mereka telah memberikan dampak perubahan yang cukup besar bagi masing-masing keluarga mereka.
Keluarga Maurel kini sudah mulai bisa menerima Hyunjin, dan Hyunjin kini sudah bisa memaafkan dan memberikan kesempatan kepada kedua orang tuanya yang sempat mengecewakannya.
Maurel lulus sekolah dengan predikat nilai terbaik, banyak universitas dalam negeri maupun luar negeri yang menawarinya beasiswa penuh. Tapi Maurel lebih memilih untuk menepati janjinya pada Hyunjin. Ia ingin menikah dengan pemuda itu dan memulai hidup di Bali sesuai dengan janji mereka dulu.
Hyunjin melanjutkan usaha yang sempat ia bangun dulu bersama sepupunya, dan kini ia juga telah membangun beberapa villa baru karena bisnisnya yang semakin maju.
Dan Maurel kembali fokus menulis, ia menyelesaikan ceritanya yang dulu sempat tertunda. Dan kabar baiknya ada salah satu penerbit ternama yang mengirimkannya e-mail berisi tawaran penerbitan untuk ceritanya. Akhirnya mimpi Maurel perlahan bisa terwujud.
Pernikahan mereka berdua juga diadakan secara meriah di Bali, banyak teman-teman yang dibuat terkejut dengan pernikahan mereka yang tiba-tiba. Terutama Chaeryeong, gadis itu terus heboh sendiri saat menerima undangan pernikahan dari Hyunjin dan juga Maurel.
Kini impian Hyunjin dan Maurel bisa tercapai, mereka akhirnya bisa bersama-sama dengan semua orang yang merestui hubungan mereka. Mereka tidak lagi harus terus lari, mereka tidak lagi harus terus bersembunyi, kini mereka bebas menunjukkan hubungan mereka pada siapapun juga.
"Kamu kenapa sih ngeliatin tangan aku terus?" ujar Maurel yang kini tengah berada dalam pangkuan Hyunjin. Pemuda itu terus saja menggenggam tangannya dan memandanginya. Tepatnya memandangi cincin yang berada di jari manis tangan Maurel.
"Aku masih gak percaya aja kalo kamu itu udah resmi jadi milik aku." ujar Hyunjin yang membuat Maurel terkekeh geli.
"Kamu ini ada-ada aja."
"Seriusan rel, aku masih gak nyangka. Aku masih gak percaya kalo kita udah resmi jadi suami-istri."
"Emangnya yang semalem gak cukup ya bikin kamu percaya?"
Hyunjin dibuat tertawa, "Ngomong-ngomong tentang semalem, kita nanti pengen punya anak berapa rel?"
"Satu aja."
"Kok satu sih? Sebelas dong rel, kan kata pepatah juga banyak anak banyak rezeki."
"Iya sebelas tapi kamu yang hamilnya, yang ngelahirinnya, baru aku mau."
"Becanda sayang, lagian aku pengen punya anaknya juga gak banyak-banyak kok. Cukup sembilan aja, biar nanti aku bisa bikin boyband sama girlband sendiri, hehe.."
"Serah!" kesal Maurel yang membuat Hyunjin semakin tersenyum puas. Hyunjin sangat senang menggoda istrinya ini.
Hyunjin kemudian terus menciumi punggung tangan Maurel, terakhir Hyunjin mencium lama sambil memejamkan matanya. Maurel yang melihatnya hanya dibuat geleng-geleng kepala, Hyunjin terus saja melakukan hal ini sedari pagi.
"Aku gak nyangka kalo aku bakalan nikah secepat ini sama kamu. Aku juga gak nyangka kalo aku bisa sampe seserius ini sama kamu. Padahal di awal kita ketemu, niat aku itu sebenarnya cuman buat nyakitin kamu, tapi gak disangka aku malah jatuh cinta sampe sedalam ini sama kamu. Cinta itu emang gak bisa kita duga ya?"
Maurel tersenyum, ia menyandarkan kepalanya pada dada Hyunjin. "Aku juga gak nyangka kalo aku bakalan mau nikah secepat ini sama kamu, padahal awalnya aku ini sempat benci sama kamu karena dulu kamu itu cuman cowok brengsek yang hobi bikin aku sakit hati. Tapi kamu malah berubah dan nunjukin kesungguhan kamu buat aku, disana aku sadar kalo orang yang benar-benar mengerti aku itu cuman kamu. Dan sekarang aku gak bisa jauh-jauh dari kamu."
Hyunjin tersenyum lebar, ia mengeratkan pelukannya sambil menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Maurel. "Makasih Maurel Lim, karena kamu udah mau mertahanin perasaan kamu sampe sekarang kamu mau jadi pendamping hidup aku."
"Aku juga mau bilang makasih sama kamu Hyunjin, karena berkat kamu aku sadar kebahagiaan itu bukan cuman tentang nilai besar, uang banyak, sama kesuksesan karir. Tapi keberhasilan dalam hal cinta juga rasanya lebih membahagiakan dari itu semua."
Selanjutnya Hyunjin dan Maurel saling mempertemukan pandangannya, sudut bibir mereka saling tertarik membentuk senyuman.
"Janji kita bakalan terus sama-sama sehidup semati?" ujar Hyunjin sambil memegang pelan dagu Maurel.
Maurel tersenyum manis, "Janji."
Hyunjin kembali melebarkan senyumannya, ia lalu memajukan wajahnya untuk mendaratkan bibirnya pada bibir Maurel. Hyunjin memejamkan matanya, menikmati sensasi dari bibir Maurel yang terasa sangat lembut, hangat, dan kenyal.
Dalam hati Hyunjin sangat bersyukur pada Tuhan, ia telah diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk menjaga gadis yang sangat dicintainya ini.
Akhirnya setelah lika-liku hubungan mereka yang terasa sangat berat dan menyesakkan, kini mereka diberikan akhir yang berbahagia.
Tidak, ini bukan akhir. Ini adalah awal hubungan mereka. Awal yang membahagiakan untuk kisah hidup mereka yang baru.
Dan semoga selamanya akan terus seperti itu.
this story officially end
maybe:v
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD HABITS✔
Fanfic"..kok bisa ada bekas lipstik dipipi kamu ya?" "I-ini.. tadi ada tante aku dateng buat jenguk, biasa kalo tante dateng mah suka cium cium pipi." ujar Hyunjin sambil mencoba menghapus bekas lipstik yang ada dipipinya. Gue mendekat ke arah Hyunjin, ta...