nineteen #S1

7.6K 819 53
                                    

3rd pov

Hyunjin sedari tadi terus menatapi Maurel yang tengah terlelap dengan kepalanya yang bertumpu diatas meja. Hyunjin lalu ikut menumpukan kepalanya untuk memandangi Maurel lebih dekat. Sebelah tangan Hyunjin lalu terulur untuk menyingkap rambut Maurel yang menghalangi wajahnya. Tangannya lalu mengusap pelan pipi Maurel.

Hyunjin tersenyum kecil, menurutnya jika Maurel tengah tertidur wajahnya terlihat sangat damai dan juga menggemaskan. Hyunjin suka itu, menatapi Maurel wajah yang tengah terlelap adalah hal favoritnya.

Dalam hati Hyunjin agak merasa iba dengan Maurel, gadis itu tertidur saat tengah sibuk belajar. Pasti gadis itu sangat kecapekan karena aktivitasnya yang selalu sibuk dan padat. Belum lagi tekanan dari orang tuanya yang selalu menuntut Maurel untuk jadi anak yang sempurna.

Karena tak tega melihat Maurel tertidur dengan posisi seperti itu, Hyunjin lalu memangku Maurel dan menidurkannya diatas sofa. Ia lalu meletakkan bantal dibawah kepala Maurel agar gadis itu tertidur dengan nyaman. Tak lupa Hyunjin juga mengambil selimut agar Maurel tidak merasa kedinginan.

Ponsel milik Maurel tiba-tiba berdering, ada panggilan masuk dari Jaehyun abangnya.

Seketika rahang Hyunjin mengeras, ia menggertakan giginya kesal. Amarahnya seketika memuncak, Hyunjin itu paling sensitif dengan abangnya Maurel.

Hyunjin memilih mereject saja panggilan masuk itu dan tak lupa mengaktikan mode pesawat di ponsel Maurel agar lelaki sialan itu tidak bisa menghubungi Maurel lagi.

Hyunjin mengusap wajahnya kasar, ia harus segera meredakan emosinya sebelum ia melampiaskan semuanya pada Maurel. Ia harus mencegah hal itu terjadi, ia tidak ingin terus-terusan menyakiti perasaan Maurel.

Hyunjin menatap kosong ke depan, perlahan bayangan alm. kakaknya mulai muncul. Pandangan Hyunjin lalu melemah, matanya mulai memanas. Apalagi saat melihat bayangan itu tengah tersenyum lembut kearahnya.

Seketika rasa amarah penuh dendam perlahan mulai memenuhi hati Hyunjin. Ia mengepalkan tangannya kuat, tiba-tiba ia merasa sangat menyesal karena telah mengenal Maurel terlalu jauh. Ia juga sangat menyesal karena telah membuat gadis itu menaruh hati padanya, termasuk dirinya juga.

 Ia juga sangat menyesal karena telah membuat gadis itu menaruh hati padanya, termasuk dirinya juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maurel pov

Gue terbangun dan langsung nemuin diri gue diatas sofa. Dan pas nengok ke bawah gue juga langsung nemuin Hyunjin yang ketiduran diatas karpet bawah sofa.

Gue nengok ke arah dinding dan ini udah jam 10 malem. Untung aja besok libur jadinya gue bisa bikin alesan karena gak pulang hari ini. Lagian bunda sama ayah juga pasti lagi gak ada di rumah. Mereka kan selalu sibuk kerja.

"Jin.." gue nepuk-nepuk pipi Hyunjin pelan. "Bangun, lo jangan tiduran dibawah nanti sakit."

Karena gak kunjung bangun, gue lalu guncangin badan dia tapi masih gak ada hasilnya juga. Nih anak emang kelewat kebo.

BAD HABITS✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang