2

112 19 1
                                    

Tiba-tiba saja Alan duduk di depan Clarra yang di ikuti Tara dan Dino,Clarra tidak jadikan itu masalah lagian ini meja kantin umum untuk semua siswa-siswi jadi tidak ada hak Clarra untuk marah ataupun protes.

"Clarra kalo nanti pulang bareng gue gimana?" Alan dengan percaya dirinya mengajak Clarra untuk pulang bersama.

"Gue ada ekskul sepulang sekolah." Jujur Clarra supaya tidak harus memperpanjang lagi.

"Gue tungguin sampe lu selesai ekskul gimana?" Alan masih berusaha.

"Maksain bangat si? mumpung arra masih nolak secara halus lu nyerah aja." Alan dapat peringatan dari Deby sahabat Clarra yang tahu bagaimana Clarra.

"Nyerah? emang gue cowok apaan." Sewot Alan yang merasa di remehkan. "Liat aja gue bakal berusaha dapetin lu." Ucap Alan dalam hati.

"Kalo lu deketin arra cuma buat mainan gausah lan,arra nggak pantes di mainin." Ucap seorang bad boy di samping Tara yang membuat penghuni meja itu menyorotnya, walaupun Dino bad boy tapi Dino sangat menghargai wanita apa lagi wanita seperti Clarra yang terbilang baik dan mahal.

"Gue serius sama dia bukan main-main,lu nggak liat gue lagi perjuangin dia." Ucap Alan dengan tatapan serius yang membuat Tara mengurungkan niatnya untuk tertawa.

"Gue baru liat lu?" Tanya Clarra,Deby dan yang lain kaget sehebat itukah Alan menaklukan hati wanita sampai seorang Clarra yang cuek ini tertarik dan bertanya,Clarra jarang sekali mengobrol dengan laki-laki apa lagi bertanya seperti itu.

"Siapa?gue?" Tanya Alan balik yang meyakinkan bahwa ia yang di ajak bicara Clarra.

"Iya." Singkat Clarra.

"Yakin baru liat gue.Pernah liat kali di jalan,mall, cafe,atau di dalam mimpi."  Alan mulai dengan jurus gombalnya.

"Receh bangat." Protes Clarra yang membuat Alan tersenyum sinis karena merasa Clarra sangat menantangnya untuk mendapatkan hatinya.

Bel berbunyi yang sangat membuat Alan kesal perjuangannya harus di jeda dulu oleh tiga jam pelajaran.

"Pokoknya balik sekolah nanti gue tunggu lu di tribun lapangan." Alan langsung pergi dengan kedua temannya

Clarra tidak menjawab dan ikut pergi dari kantin dengan Deby. Sebenarnya kelas Clarra dan Alan sebelahan tapi syukur bagi Clarra karena Alan tidak mengajaknya ke kelas bersamaan.

Selama pelajaran Clarra sangat fokus mencatat materi di papan tulis yang di tulis oleh sekretaris kelasnya,gurunya tidak masuk ke kelas karena sedang sibuk memasukkan nilai. Pesan terus masuk ke handphone Clarra yang bergetar di kolong meja,Clarra tidak peduli karena ini masih jam pelajaran.

Teman sekelas Clarra yang lain hampir semua memainkan handphone hanya beberapa saja yang mencatat materi di papan tulis termasuk Clarra.

Clarra beranjak dari duduknya, "mau kemana ra?" Tanya Deby yang sadar Clarra bangun dari duduknya.

"Toilet." Clarra berjalan keluar kelas.

Clarra berjalan dengan santainya menikmati kesunyian lorong-lorong kelas, tanpa Clarra sadar ada seorang laki-laki yang mengikutinya sampai depan toilet.

Setelah Clarra selesai dari toilet Clarra langsung keluar toilet dan dengan terkejutnya ada tangan yang menarik Clarra ke lorong toilet yang dekat gudang.

Clarra tersandar di tembok dengan Alan di hadapannya yang mengunci pergerakan Clarra,Clarra menatap Alan sedikit takut, "mau apa cowok receh ini?" Dalam hati Clarra bertanya-tanya.

"Apaan sih?" Clarra berusaha keluar dari kurungan kedua tangan Alan yang di tempelkan ke tembok untuk mengunci Clarra supaya tidak bisa kemana-mana tapi gagal,tangan Alan cukup kuat.

SUDDENLY  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang