Clarra sudah berada di lorong apartemen Alan. Tepat di depan pintu Clarra memasukan password nya dan membuka pintu itu untuk masuk. Saat Clarra masuk baru dengan tiga langkah ia sedikit kaget melihat suasana ruang tengah yang ada Bara dan Selina sedang mengobrol dengan posisi yang cukup dekat, terlihat romantis.
"Assalamualaikum." Sengaja Clarra kencangkan suara salamnya supaya terdengar sampai gazebo karena ia tahu kalau yang lain tidak ada di ruang tengah ya tempat favorit di apartemen Alan adalah Gazebo. Bara dan Selina menoleh spontan ke arah Clarra yang sudah di ruang tengah.
"Wa'alaikumsalam." Jawab keduanya bersamaan.
"Udah lama bar?" Basa-basi Clarra pada Bara.
"Lumayan." Jawabnya yang terlihat gugup karena baru saja ke gep sedang berpacaran.
"Oh iya,gue ke sana ya." Pamit Clarra yang menunjuk ke luar pintu kaca yang menunjukkan gazebo.
"Iya Ra." Bara menatap kepergian Clarra,masih tidak menyangka sepertinya kalau ia ketahuan sedang berduaan dengan Selina bisa rendah harga diri Bara di mata Clarra karena Selina termasuk salah satu anggota geng yang di juluki geng cabe di kampus.
Clarra berjalan mendekat ke Alan,Tara,dan Dino yang sedang asik bernyanyi-nyanyi dan Alan yang mengiringi dengan gitar pun ikut bernyanyi sampai mereka tidak sadar dengan kehadiran Clarra yang sudah di belakang mereka.
"Asik bener." Clarra yang cukup teriak supaya ketiganya dengar,dan benar mereka langsung menoleh ke belakang dan menghentikan konser dadakan mereka.
"Widih terang bener." Ujar Tara yang salfok dengan Hoddie Clarra.
"Masih kenceng listrik nya." Goda Dino.
"Hahaha kaum receh dasar." Balas Clarra.
"Kok nggak ngabarin?" Tanya Alan yang menarik tangan Clarra supaya duduk di sampingnya.
"Mendadak. Gue tadi sama kak Reyhan pulangnya kecepetan yaudah gue minta anter ke sini dulu,abis di rumah juga cuma ada bi Irah." Jawab Clarra yang mengandung penjelasan supaya Alan paham.
"Ngapain aja jalan?" Tanya Alan.
"Makan,terus beli kacamata, ngobrol-ngobrol udah gitu aja." Detail Clarra tanpa ada yang di tutupi.
"Beli atau di beliin?" Masih dengan pertanyaan.
"Di beliin si,kan dia nawarin." Jawab Clarra lagi dengan nada yang ragu.
"Lo abis jalan sama kak Reyhan guru olahraga kita waktu SMA?" Tanya Tara antusias.
"Iya." Jawabnya cukup.
"Lan Lo serius ngizinin?" Dino yang akhirnya nimbrung kepo.
"Lo kan tau lan kalo kak Reyhan ngejar Arra udah dari Arra baru gabung ekskul basket." Samber Tara yang memanasi Alan.
"Dih apa banget si Lo berdua lemes! Alan aja santai Lo berdua malah lebay." Tidak terima Clarra dengan tanggapan Tara dan Dino yang malah memancing Alan. Clarra tidak menanggapi ketiganya dan malah kembali memetik gitarnya.
"Kita kan temen Lo juga Ra,nggak mau lah kalo Lo jadinya Ama yang tua." Sahut Tara yang berlalu pergi meninggalkan ketiganya. Clarra merespon Tara dengan tatapan sinis saja.
Clarra menikmati petikan gitar Alan dan suaranya yang lembut membuat Clarra tenang di dekat kekasihnya itu. Dino masih di sana ia sedang merebahkan tubuhnya di karpet yang juga di duduki Alan dan Clarra,Dino seperti sedang telponan dengan seseorang.
"Dah ah cape." Eluh Alan yang menaruh gitar itu di belakangnya.
"Padahal dikit lagi kalo di lanjut gue bisa pules di sini." Sahut Clarra yang menegakkan duduknya yang tadinya tersandar di bahu Alan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDENLY (END)
Teen FictionIni cinta yang sebenarnya,datang dengan tiba-tiba tanpa di rencanakan. Cinta datang dimana saja, kapan saja dan bahkan kita tidak tahu dengan bagaimana cinta itu ada, karena kita tidak perlu alasan untuk mencintai seseorang. Seorang siswa cantik yan...