"gue juga bingung,gue sebenernya kesel bangat sama Bara,tapi liat kondisi nya tadi gue khawatir juga." Alan berusaha meredakan emosinya,ia tidak bisa menyalakan Clarra dengan nada yang tinggi .
"Kita jenguk Bara ke rumah." Alan beranjak dari duduknya dan memakai jaket. Clarra masih di sofa menatap Alan kesal,Alan menoleh dan melihat ekspresi itu, "kenapa?" .
"Masa mau jenguk Bara gue pake jeans pendek gini,nggak sopan bangat." Clarra melirik sinis.
"Beli si,jangan kayak orang suseh." Alan yang membuka pintu untuk keluar apartemen nya, Clarra ikut saja tanpa menjawab.
Sebelum ke rumah Alan, Clarra membeli sekaligus berganti celana jeans panjang karena ia akan menemui kedua orang tua Alan yang memang orang terhormat,mana mungkin kalau Clarra bertamu dengan celana pendeknya.
Mereka sampai di rumah Alan,Alan memasuki mobilnya ke depan garasi, Clarra turun dari mobil setelah di bukakan pintu oleh Alan, Clarra tersipu-sipu dengan perlakuan manis Alan itu.
"Assalamualaikum." Ucap Alan dan Clarra bersamaan yang masuk ke rumah Alan dengan bergandengan.
"Wa'laikumsalam." Sahut papah Alan yang beranjak dari duduknya menyambut Alan dan Clarra.
"Mama mana pah?" Tanyanya sembari mencium punggung tangan papah nya, begitu juga Clarra.
Clarra hanya diam, tersenyum tipis,ia merasa kaku karena Alan yang menggenggam tangannya erat, Clarra takut Bara melakukan hal yang tidak-tidak dan Alan kembali menghajarnya tanpa rasa kasihan.
"Mama lagi ke kamar Bara,sini duduk dulu." Kevin yang mendahului berjalan ke ruang tengah rumah, mereka duduk di sofa depan tv.
Clarra gusar mencoba untuk melepas genggaman Alan,ia merasa tangannya gerah,tapi Alan tetap mempertahankan ke inginannya. "Lepas." Bisik Clarra pada Alan yang acuh. "Ish." Clarra kesal karena tidak ada jawaban.
"Wah ada calon menantu mama." Alan dan Clarra berdiri untuk mencium punggung tangan Zahra yang baru saja datang, Clarra hanya tersenyum membalas kalimat Zahra yang menyebutnya calon menantu.
"Emm. Om,Tante,aku boleh kan liat Bara ke kamarnya." Izin Clarra pada Zahra dan Kevin yang langsung menoleh kaget pada Clarra dan Alan.
"Boleh kok boleh." jawab Zahra senang yang langsung dapat senggolan kecil di lengannya dari Kevin yang menyadarkan Zahra untuk sadar kalau ada Alan dengan wajah masam nya.
"Kamu boleh temuin Bara,kalo Alan izinin." Clarra menoleh pada Alan yang hanya datar menatap tv seolah-olah tidak menyimak apa-apa.
"Alan?" Clarra yang ragu akhirnya berani juga membuka suaranya dan berhasil membuat Alan memusat padanya. "Boleh kan?" Clarra kini seolah menjadi kekasih yang sedang membujuk pacarnya yang marah.
"Hmm." Sahut Alan. Clarra beranjak dari duduknya dan menaiki tangga untuk mencapai tujuan,yaitu kamar Bara.
Tok..tok..tok
"Clarra," ucap seorang lelaki berwajah bule yang membuka pintu kamarnya.
"Gue boleh masuk?" Senyuman mempesona tercipta di bibir Bara si lelaki berwajah bule itu,Bara mempersilahkan Clarra masuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDENLY (END)
Fiksi RemajaIni cinta yang sebenarnya,datang dengan tiba-tiba tanpa di rencanakan. Cinta datang dimana saja, kapan saja dan bahkan kita tidak tahu dengan bagaimana cinta itu ada, karena kita tidak perlu alasan untuk mencintai seseorang. Seorang siswa cantik yan...