"Seneng gue bisa bikin Lo ketawa lagi Ra." Gumam Alan dalam hati.
"Orang kalo di gombalin tuh salting gimana kek,ini malah ketawa." Cerca Alan pada Clarra yang masih terkekeh ke arahnya.
"Ah gue mah udah paham,tuh gombalan paling udah Lo pake buat ngerayu cewek satu sekolah makannya nggak ngena ke gue." Clarra yang sombong.
"Sombong sekali anda." Gemas Alan pada wanita di hadapannya ini sampai ia tidak bisa menahan tangannya untuk tidak mencubit pipinya.
Kue pesanan mereka pun datang dan mereka langsung menyicipinya dengan nikmat, diiringi lagu dari panggung yang juga di sediakan untuk pengunjung. Panggung dengan ketinggian normal dan di dominasi dengan warna biru awan membuatnya menjadi pusat perhatian, penyanyinya pun memiliki keindahan suaranya masing-masing dengan ciri khas tersendiri suara mereka.
Cekrek
Tiba-tiba cahaya Blitz kamera ponsel mengangetkan Clarra, Clarra pun menoleh ke arah Alan duduk karena dari sanalah cahaya itu terpancar.
"Moto gue ya?" Tanya Clarra yang memaksa Alan untuk jujur. Alan malah mengacuhkan pertanyaan Clarra,ia menatap ponselnya penuh dengan kebahagiaan, senyum yang tidak luntur sedikitpun menatap wajah Clarra di layar handphonenya. Di sana Clarra terlihat menatap ke arah kamera dengan ekspresi wajah kesalnya yang malah terlihat lucu di mata Alan, sesekali Alan tertawa ketika sudah lama menatap wajah Clarra di ponselnya.
"Hapus ah." Pinta Clarra yang masih tenang.
"Lumayan buat besok ngucapin hbd di IG." Alan pun langsung mengantongi ponselnya ke saku hoddie nya,tapi Clarra dengan triknya perlahan tangannya ia dekati sakit Hoddie Alan dengan perlahan. Namun Alan menyadarinya dan segera memukul cukup keras tangan Clarra yang sudah dekat perutnya.
"Aww sakit." Clarra yang meniup punggung tangannya yang terasa perih akibat Alan yang tega memukulnya dengan kuat tenaga.
"Mau cabul kan Lo?" Tuduh Alan dengan suara yang sengaja ia keraskan,berniat untuk menjahili Clarra. Beberapa orang yang mengisi meja di sekitarnya pun menoleh ke arah meja Alan dan Clarra menatap Clarra sinis. Clarra pun mendekatkan duduknya dengan Alan dan membekap mulut Alan dengan tangan kanannya.
"Nggak usah keras-keras juga suara Lo." Alan malah mencium telapak tangan Clarra yang menghalangi mulutnya, Clarra yang merasakan sesuatu sensasi kenyal menyentuh tangannya pun langsung menjauhkan tangannya dari sana. "Lo bener-bener ya." Clarra pun menginjak kaki Alan tak kalah kencang dari Alan yang memukul tangannya tadi.
"A-a-a-ay love you." Yang tadinya Alan membungkuk melihat kondisi kakinya kini ia kembali tegak dan memberikan jari telunjuk dan jempol yang ia satukan hingga berbentuk love kepada Clarra.
"Dih receh dasar." Clarra pun menahan senyum sekaligus malu karena segerombolan wanita di depan mejanya menatap ke arah meja Clarra dan Alan,entah karena ketampanan Alan atau kecantikan Clarra yang membuat mereka iri.
"Gue yakin kalo yang ini Lo salting." Alan melongok wajah Clarra yang sedang menatap ke sebelah kiri dimana panggung berada tidak jauh dari stand yang mereka datangi. "Tuh kan senyum-senyum,satu kosong kalo gitu." Alan memancing Clarra untuk tertarik menoleh padanya.
"Dih pede banget,gue senyum karena tuh mas-mas yang lagi nyanyi tadi senyumin gue." Alibi Clarra membuat Alan tertawa dan ketiga kalinya mereka menjadi pusat perhatian karena Alan. Alan itu memang membangunkan, ketampanannya,senyumnya yang meluluhkan hati wanita manapun yang melihatnya apalagi tawanya. Itu sebabnya Alan memilih menjadi pendiam dan dingin pada saat ia berpacaran dengan Clarra karena ia tidak mau kalau Clarra harus banyak cemburu karena banyak wanita yang mengaguminya secara terang-terangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDENLY (END)
Teen FictionIni cinta yang sebenarnya,datang dengan tiba-tiba tanpa di rencanakan. Cinta datang dimana saja, kapan saja dan bahkan kita tidak tahu dengan bagaimana cinta itu ada, karena kita tidak perlu alasan untuk mencintai seseorang. Seorang siswa cantik yan...