30

42 10 0
                                    

Mereka sudah sampai di parkiran kampus, masing-masing dengan bersamaan mereka keluar dari mobil. Alan mendekat ke arah Clarra berdiri.

"Gue masuk ya." Pamit Alan.

"Iya." Alan melajukan langkahnya setelah dapat jawaban dari Clarra. "Alan." Panggil Clarra yang membuat Alan menghentikan langkahnya dan menoleh padanya. "Semangat be." Teriak Clarra yang membuat semua mahasiswa bahkan senior yang di sekitar mereka menyorotnya.

Alan hanya tersenyum manis dan kembali berjalan.

**

Clarra ingat temannya yang pasti sudah menunggunya di taman, Clarra langsung menuju ke taman karena takut temannya menunggu lama.

Saat Clarra berjalan seseorang menghampirinya,"Ra,nih ada titipan." Clarra pun menerima coklat yang di berikan orang itu dengan ragu.  "Nih suratnya." Setelah memberikan coklat dan surat pada Clarra orang itu pergi.

Clarra tidak begitu peduli ia memasukan coklat dan surat itu ke Tote bag nya,ia kembali berjalan.

Saat ia sudah tinggal beberapa langkah lagi sampai tepat di mana temannya duduk Clarra di hentikan oleh Raka yang tiba-tiba memeluknya erat, Clarra tidak merespon pelukan Raka hanya saja Clarra diam di pelukan itu.

"Apa-apaan si kak?" Raka melepaskan pelukannya.

"Makasih ya Ra." Raka kini memeegang kedua tangan Clarra. Tanpa mereka sadar sedari tadi ada seseorang yang memotret mereka.

"Untuk apa?" Tanya Clarra yang masih menatap aneh Raka.

"Lo yang nolong gue waktu gue kecelakaan kan Ra? Mungkin kalo Lo nggak nolong gue,gue bakal nggak selamat Ra karena nggak langsung dapat pertolongan dokter." Jelas Raka yang sangat serius.

"Apa harus segininya? Kan bilang makasih juga cukup." Batin Clarra.

"Iya kak sama-sama,gue ke temen gue dulu ya." Clarra pikir ia bisa pergi begitu saja ternyata tidak,Raka menahan Clarra.

"Gue mau bales kebaikan Lo. Mungkin Lo bingung,tapi gue bukan tipe orang yang bisa bilang makasih itu cukup." Clarra paham walaupun tidak percaya kalau ada orang seperti Raka.

"Nggak usah ya kak,gue ikhlas kok lagian kan kita juga satu kampus kayaknya gue wajib nolong lo." Clarra melepaskan tangan Raka di tangannya.

"Eh Lo ngapain si?buru kelas udah masuk." Bara yang datang dan langsung menarik Raka. Clarra lega karena sudah tidak tenang di tatap orang sekitarnya.

Clarra menghampiri temannya yang juga me jadi penonton adegan tadi, Clarra duduk di bangku panjang di bawah pohon rindang karena ramai jadi di sana suasananya sangat nyaman.

"Kenapa tuh kak Raka?" Mila teman sejurusan Clarra, mereka sekelas dan saling kenal setelah seminggu menjadi mahasiswa di universitas MAHAM itu.

"Nggak usah tau." Malas Clarra.

"Ih parah." Mila memukul Clarra dengan buku harian di tangannya. Mila ini memang anak yang sangat gemar menulis buku harian dan juga senang membaca novel, tidak dengan buku pelajaran. Mila akan menulis momen berharga di buku hariannya atau Mila juga mencurahkan Rasa yang ia tidak bisa ceritakan pada siapapun di buku hariannya.

"Sakit Milah." Clarra pun kadang rese sering meledek Mila dengan melebihkan huruf pada namanya, padahal ia tahu Mila anaknya sangat baperan, tidak bisa di kasari,yang membuat Clarra harus menjadi teman sekaligus penjaga Mila adalah Mila fobia sekali dengan kekerasan ia tidak bisa melihat kekerasan bahkan darah yang ada kaitannya dengan kekerasan atau perkelahian.

Setelah Clarra jauh dari kedua sahabatnya yaitu Deby dan Feby yang pindah kampus karena harus pindah Rumah juga mengikuti papah nya yang pindah kantor cabang,Deby dan Feby pindah ke Bogor dan yang membuat Clarra akhirnya melupakan kesedihannya setelah ia jauh dari kedua sahabatnya ia di datangkan satu orang wanita yaitu Mila yang sekarang menjadi sahabatnya,tapi Clarra janji tidak akan melupakan kedua sahabatnya itu. Hari ini Deby dan Feby pindahan mereka sudah vudeo call untuk berpamitan.

SUDDENLY  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang