Keluarga Clarra pun masih kerepotan mengurus rumah karena bi Irah masih dua hari lagi di kampungnya baru bisa kembali bekerja,kalau mang Juki sudah kembali menyupiri Jordan mulai hari ini jadi syukur lah Jordan tidak begitu lelah Sekarang dan mungkin seterusnya karena sudah ada Juki yang menyupiri nya.
"Assalamualaikum." Ucap seseorang dari depan pintu rumah Clarra sepertinya. Clarra pun berdecak pelan karena harus menjeda adegan bersantai itu.
Clarra beranjak dari duduknya dengan langkah yang malas,di bukanya sebelah pintu rumah oleh Clarra.
"Alan." Clarra pun memeluk sosok pria tampan yang lebih tinggi darinya itu,Alan sudah jelas membalas pelukan Clarra dengan penuh kasih sayang.
Mereka pun menyudahi berpelukanya dan kini saling tatap. Clarra menatap Alan datar meneliti dari ujung rambut hingga ujung kaki Alan. Alan panik seketika takut kalau Clarra menyadari memar yang masih dalam pemulihan itu.
"Ini kenapa?" Tanya Clarra yang mencolek tulang hidung Alan yang di balut plester.
"Aduh." Alan mengaduh kesakitan mungkin terasa nyeri.
"Masuk." Clarra berjalan duluan memasuki rumahnya, mereka duduk di sofa ruang tamu.
Alan menunggu Clarra yang sedang membuatkan minum dan mengambil cemilan ke dapur. Hanya tiga menit saja Clarra sudah kembali dengan nampan di tangannya.
Clarra menurunkan minuman dan cemilan dari nampan ke meja,dan ia duduk di samping Alan. Clarra sudah tidak merasakan lelah tinggal gerah saja, keringatnya masih membanjiri tubuhnya karena lari pagi hari ini sangat semangat sampai ia memutari taman dua kali walaupun dengan lari santai tapi keringat tidak bisa di tahan untuk tidak mengalir.
Clarra menyandarkan tubuhnya ke punggung sofa sembari mengarahkan kipas mini di genggamannya ke area yang berkeringat hanya bagian luar saja, tidak mungkin jika Clarra harus mengipasi bagian dalam tubuhnya di depan Alan,ia masih waras.
"Nggak ada siapa-siapa?" Tanya Alan setelah menyeruput teh hangatnya.
"Ada kak Desi di kamar,mama sama Abang ke pasar kalo papah di kantor." Jawab Clarra lengkap supaya Alan tidak perlu capek-capek bertanya-tanya lagi soal itu. Alan pun mengangguk saja.
Alan menoleh pada Clarra yang tidak bersuara sedari tadi, Clarra tidak tertidur tapi sedang mengisi ulang energi nya dengan terdiam menatap lurus,mengatur nafasnya seperti sekarang ini. Alan meraih tangan Clarra dan mendekatkannya dengan penglihatannya.
"Gelang siapa?" Ternyata Alan tertarik dengan gelang tali hitam di tangan Clarra yang baru ia lihat. Clarra pun menegakkan duduknya dan menarik tangannya.
"Punya gue lah." Clarra menatap gelang di pergelangan tangannya itu. "Dari Fero,keren kan bisa sama gini sama kalung dari Lo,Bulan." Lanjut Clarra yang tersenyum.
"Oh." Alan pun mengingat kembali soal permintaan Clarra waktu di tribun saat ulang tahunnya.
"Lo nggak cemburu kan? Soalnya Fero juga pake gelang yang sama."
"Nggak." Alan tersenyum untuk menyakinkan Clarra.
"Makasih Alan." Clarra pun menunjukkan senyumnya yang tak kalah indah dengan milik Alan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDENLY (END)
Teen FictionIni cinta yang sebenarnya,datang dengan tiba-tiba tanpa di rencanakan. Cinta datang dimana saja, kapan saja dan bahkan kita tidak tahu dengan bagaimana cinta itu ada, karena kita tidak perlu alasan untuk mencintai seseorang. Seorang siswa cantik yan...