Fero baru saja pulang dari rumah Clarra tidak lupa ia membersihkan diri dan berganti pakaian santainya. Sedari tadi ia tidak mengerti kenapa teman-temannya tidak ada satupun di apartemen padahal mereka lebih dulu pergi dari rumah Clarra.
Fero pun menelfon keempat temannya itu,dan yang mengangkat telfonnya hanya Deni.
"Kenapa?" Dengan polosnya Deni bertanya.
"Lo pada dimana?" Fero pun mengeluarkan nada jengahnya.
"Nih otw balik,tadi kita balik lagi ke rumah Clarra."
"Ngapain?"
"Lupa ngasih kado."
"Yaudah GC balik!" Fero pun memutuskan panggilannya dengan Deni,dan menaruh ponselnya di atas meja belajarnya tepat di sisi kanan laptopnya.
Fero beralih ke balkon kamarnya membawa secangkir kopi susunya. Ia berdiri di pagar balkonnya,sesekali menyeruput kopinya. Rambut Fero yang masih basah itu menambah kesan seksi Fero sekarang di balkonnya bagaikan pemandangan indah di larut malam ini bagi siapapun yang beruntung melihatnya.
***
Minggu
Tingnong..
Tingnong..
Bell apartemen Fero dkk nya sudah berbunyi di pagi hari, siapa orang yang bertamu di waktu yang sangat pagi ini [05:49] . Apa orang itu terlalu rajin atau tidak bisa tidur sampai pagi dan bertamu ke apartemen orang, ah siapa si?.
Nando terduduk di sisi kasur dengan mata yang masih terpejam, tangannya menyanggah kepalanya yang menunduk.
"Bukain sana." Titah Fero yang menendang-nendang Nando pelan padahal matanya pun sama enggan untuk terbuka.
"Huh." Nando pun berjalan keluar kamar dengan langkahnya yang tidak seimbang,No! bukan tidak seimbang,tapi ia berjalan dengan pandangan yang masih buram karena belum mencuci mukanya lebih dulu,sesekali ia hampir menabrak tembok.
Fero membuka pintu apartemennya dengan kesadaran yang belum stabil,ia bersandar di ambang pintunya sambil menatap ke arah seseorang yang sudah berdiri di depan pintu. Nando tidak peduli siapa orang itu,yang ia pedulikan adalah apa keperluan orang itu supaya ia bisa cepat-cepat selesai menanganinya dan kembali tertidur.
"Ganggu ya?" Tanya orang itu dengan senyum yang terus ia tunjukkan.
"Hmm." Jawab Nando simpel.
"Gue tetangga baru di sebelah cuma mau kasih ini untuk tanda mengenal. Salam kenal ya gue Feby." Nando meraih sepiring bolu pandan yang sepertinya baru sekali jadi karena masih tercium aromanya pandannya yang masih hangat.
"Yaudah, makasih." Nando pun menutup pintu apartemennya kasar ketika tetangga barunya itu masih berdiri di tempatnya.
Nando menaruh bolu pandan itu ke meja makan dan berniat kembali ke kamarnya,tapi di jeda oleh Riyan yang menabraknya tepat Nando sedang melewati kamar Riyan karena Riyan keluar kamarnya dengan tergesa-gesa.
"Ck, ngapain si Lo heboh amat pagi-pagi?" Tanya Nando Sewot.
"Gue mau lari pagi." Balas Riyan yang sedang mengambil sepatunya di lantai yang terjatuh karena ia menabrak Nando. Fero pun melanjutkan langkahnya untuk sampai ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDENLY (END)
Ficção AdolescenteIni cinta yang sebenarnya,datang dengan tiba-tiba tanpa di rencanakan. Cinta datang dimana saja, kapan saja dan bahkan kita tidak tahu dengan bagaimana cinta itu ada, karena kita tidak perlu alasan untuk mencintai seseorang. Seorang siswa cantik yan...