27

40 9 0
                                    

Clarra sudah keluar dari kelasnya ia sedang menelfon Alan untuk menanyakan dimana keberadaannya,tapi handphone Alan mati, Clarra bingung mau pulang sama siapa teman-temannya pasti sudah pulang duluan,Adam juga pasti sedang mengurus Aleksa, Bara?

Baru saja Clarra mau menelfon Bara, ternyata Bara nya lewat seperti sebuah keberuntungan bagi Clarra. "Pacar nggak ada Abang ipar juga nggak papa." Batin Clarra yang sudah berhadapan dengan Bara.

"Abang Bara bulekuh yang tampan nan mempesona." Clarra yang sedang merayu Bara supaya mau mengantarnya pulang karena Bara sangat susah diminta bantuan karena ia tidak mau ribut dengan adik kesayangannya hanya karena Clarra yang jelas ia sayang dari sisi manapun.

"Ada maunya pasti." Duga Bara yang memang benar.

"Anterin gue pulang ya,Alan nggak tau kemana,Adam lagi ada urusan keluarga,cuma Lo doang harapan gue satu-satunya." Clarra memasang wajah melas nya.

"Kan ada angkutan umum Ra." Bara berjalan ke arah parkiran dan Clarra mengikutinya.

"Ih gue takut kalo naik angkutan umum sendiri,lagian uang gue abis." Clarra menarik tas Bara supaya Bara berhenti berjalan dan mendengarkannya,langkah Bara itu panjang sedangkan Clarra apa daya yang memiliki kaki tidak sepanjang Bara.

"Gue ada urusan,biar Gue pesenin Taksi online." Clarra sudah mau protes namun, "gue bayarin." Itu membuat Clarra membatalkan protesnya.

Mereka berdiri di depan gerbang menunggu taksi online yang di pesan Bara datang, Clarra terus memasang wajah bete.

Banyak mahasiswa wanita maupun laki-laki yang masih baru keluar kampus dan memandang Clarra iri karena Clarra benar-benar beruntung ia menjadi pacar Alan lelaki tampan anak pemilik kampus, Clarra juga bisa akrab dengan Bara yang tidak kalah tampan dari Alan dan juga Anak pemilik kampus,andai orang-orang tahu kalau Bara juga suka pada Clarra pasti tidak kalah heboh lagi dan Raka juga andai orang-orang tahu kalau Raka Mahasiswa berprestasi,tampan,sopan, disiplin itu juga mengaguminya. Setiap orang pasti ada sisi keberuntungannya.

Akhirnya taksi online itu juga datang, Clarra masih diam dan enggan untuk masuk,tapi Bara membukakan pintu bagian penumpang dan mendorong Clarra masuk ke dalam mobil. Setelah Bara membayar,taksi online itupun melaju dan Bara kembali memasuki kawasan kampus lebih tepatnya ke Parkiran untuk mengambil motornya.

****

Alan sedang menemani mama nya belanja bahan masakan di supermarket karena mama nya sedang mengidam belanja di supermarket, biasanya mamanya Alan selalu belanja di pasar karena mama Alan dan Bara itu memang ibu rumah tangga sekali.

Alan yang sedari tadi diam hanya mendorong troli yang sudah hampir penuh pun tidak ada niatan untuk protes karena nanti Alan pasti Alan di sebut tidak sayang dengan adiknya uang masih di kandungan mamanya itu.

"Oh iya,Sayang kamu mau makan apa?" Tanya Zahra yang sepertinya baru ingat kalau ia di temani Alan karena sedari tadi ia sibuk memilih bahan makanan.

"Apa aja yang mama masak Alan pasti makan." Baiknya Alan.

"Mama yang masak?" Alan di buat bingung dengan pertanyaan itu. "Yang masang itu nanti kamu sama Abang kamu." Zahra kembali berjalan ke tempat buah-buahan,Alan menghela nafas berat.

**

Kini Alan sedang menunggu Zahra mengantre di kasir,Alan melirik jam tangannya dan kaget karena melihat sudah jam setengah dua belas. "Aduh gue lupa harus jemput Arra,dia marah nggak ya?" Alan mengambil ponselnya di saku celananya. "Aduh pake mati, pasti Arra nelponin." Alan menepuk dahinya.

SUDDENLY  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang