19

39 10 0
                                    

Clarra datang dengan Feby,Deby dan Andre, mereka sudah membawa banyak makanan di dalam kantong plastik besar yang di bawa Andre, semuanya saling bertosan, sedangkan Clarra malah sok sibuk membawa makanan itu ke dapur,ia benar-benar grogi kalau udah ada Bara,ini semua karena mata Bara yang bisa menghipnotis nya dan Gara-gara kejadian Bara menciun Clarra itu selalu terputar di ingatan Clarra setiap bertemu Bara.

"Ngapain sibuk sendiri?" Bara yang membantu Clarra mengeluarkan makanan dari plastik besar yang di bawa Andre tadi yang isinya sosis mentah,jagung dan ayam mentah.

"Hmmm,nggak ini biar nggak ribet aja gitu." Clarra asal ceplos saja sampai tidak sadar kalau alasannya itu sangat tidak nyambung.

"Alan udah mau terima gue." Clarra sontak memutar tubuhnya dan menghadap Bara.

"Serius?"

"Hmm."

"Kok bisa?" Saking bahagianya rasa grogi Clarra hilang.

"Gue bilang gue bakal berhenti suka dan sayang sama lo,terus dia mau gue anggep Lo sebagai Ade gue." Clarra kembali dengan zona grogi nya seraya sedang dalam kompetisi,ia menghela nafasnya dan kembali membelakangi Bara. "Izinin gue peluk Lo dengan rasa sayang gue ini,anggep aja perpisahan,kan dia udah mau pamit demi Ade tercinta." Clarra menghentikan aktivitasnya dan benar-benar terapku,berat untuk bergerak.

"Di--dia siapa si maksudnya?" Clarra terbata-bata.

"Rasa sayang gue ke Lo." Bara membalik tubuh Clarra dan memeluk Clarra erat, Clarra pun membalas pelukan itu yang hanya berlangsung selama 15 detik.

**

Di apartemen Alan ini emang ada gazebo nya,ada di dekat ruang tv hanya terhalang pintu kaca,di sana bukan ruangan, suasananya seperti rooftop yang beratap,tapi bebas dari tembok-tembok datar.

Yang lain sudah berkumpul di gazebo itu,Andre sedang bermain gitar sembari menyanyikan Feby lagu bucin, Clarra dan Alan membakar jagung,Bara yang sibuk menusukkan sosis besar untuk di bakar juga,Dino sedang menjemput Jenie,ada juga nih yang lagi bikin semuanya curiga, tiba-tiba Tara dan Deby misah dari yang lain mereka mengobrol serius di ruang tv, semuanya pun tidak menyangka ada hubungan apa sebenarnya mereka.

"Sini biar gue yang nusukin,Lo bantuin Alan bakar aja,gue nggak kuat panas." Clarra maupun Alan belum memulai manggil Bara dengan sebutan abang ataupun Kakak, mungkin karena berasa seumur.

"Clarra cantik ya kalo dandanannya cewek bangat gitu,apa lagi pake rok pendek gitu,seksi." Bara yang mulai menggoda Alan.

"Cancel aja deh damai nya." Alan yang baper.

"Masa playboy baperan, biasanya juga baperin cewek-cewek." Clarra menyimak itu hanya tersenyum.

"Udah tobat." Mungkin perlahan Alan baru bisa bersikap normal pada Bara.

"Oh iya Ra, di kampus ada yang udah ngincer Alan." Bara memang usil.

"Pasti lah, siap-siap aja kalo Alan kumat playboy nya." Clarra melirik Alan sinis.

"Diem Lo bar ah, tua-tua juga demen amat nyari gara-gara." Alan menginjak kaki Bara.

"Nasib amat dapet Ade sangar gini." Bara menikmati sakit kakinya.

SUDDENLY  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang