11

46 14 0
                                    

"Lo kenapa si sama Arra? biasanya ceria bangat kalo ketemu,nggak berhenti godain dia,ini malah ketus gitu." Tanya Dino yang penasaran sejak tadi.

"Lo nggak liat cowok tadi?" Alan yang duduk di tepi pantai di samping Dino.

"Liat lah kan dia orang." Dini benar.

"Gue cemburu liat Clarra sama dia." Alan menceritakan semua tentang waktu itu ia melihat Clarra dan Adam berpelukan di depan rumah Clarra. Tanpa mereka sadar ada orang lain yang menyimak pembicaraan mereka.

"Jangan terlalu cepet ambil kesimpulan,apa lagi kalo lagi emosi." Reyhan duduk di samping Alan.

"Kak." Dino kaget.

"Mereka nggak wajar kak kalo cuma temen." Jelous Alan.

"Apanya yang nggak wajar?menurut saya wajar-wajar aja." Alan heran dengan jawaban Reyhan.

"Wajar gimana si kak,sampe tuh cowok ngasih Arra cincin."

Reyhan terkekeh dan merangkul Alan, "mau tau nggak?"

"Hm?" Alan yang kini menunggu APA itu yang di maksud Reyhan.

"Itu cowok namanya Adam." Jeda Reyhan.

"Iya tau,kirain apaan." Sewot Alan.

"Dengerin dulu." Alan kebali mendekatkan telinganya.

"Dia Kaka sepupu Clarra."

"Nah loh." Teriak Dino yang membuat keduanya kaget.

"Diem." Alan kini makin kesal dengan dirinya.

"Cemburuin Clarra marah-marah nya ke gue,nanti lama-lama Clarra gue karungin." Ucap Dino pelan takut alam dengar.

"Ngomong apa Lo?"

"E-e itu gue mau nyamperin jenie gue dulu." Dino beranjak dari duduknya dan meninggalkan Alan berdua dengan Reyhan.

Tidak lama Dino pergi Clarra datang,Cuma Clarra wanita yang bisa membuat Alan gugup seperti ini.

"Ganggu ya?" Clarra minat Alan dan Reyhan yang sedang ngobrol.

"Nggak kok Ra,saya udah selesai ngobrol nya,saya permisi." Reyhan pergi meninggalkan Clarra dan Alan berdua.

"Lo kenapa?" Tanya Clarra.

"Nggak papa, emang gue kenapa?" Alan balik tanya.

"Tadi kok tumben ngerokok." Clarra melawan gengsi nya dan memberanikan diri untuk melepas ke khawatiran nya, Clarra membiarkan Alan tahu kalau dirinya ada rasa dengan Alan, karena memang kenyataan nya seperti itu.

"Lagi stres aja,biasa." Jawab Alan yang di angguki Clarra.

"Lan?" Clarra ragu untuk membahas soal perasaannya.

"Apa sayang?" Clarra dengan cepat menoleh pada Alan.

"Gue nggak bakal baper Lo panggil sayang gitu." Clarra mulai salting.

"Pede Lo, siapa juga yang baperin Lo,gue ngomong itu bener dari hati." Alan tiba-tiba meraih tangan Clarra, seketika Clarra kaku di tempat.

"Bucin bangat si." Clarra tertawa.

"Susah si kalo Lo nggak percaya." Alan  pasrah.

"Gue nggak suka aja di perlakukan sama kayak cewek-cewek yang sering Lo godain itu."

"Lo cemburu?" Pertanyaan itu kembali keluar dari mulut Alan.

"Percuma kalo gue jawab juga Lo nggak bakal percaya." Clarra memasukan tangannya ke dalam jaket karena dingin.

SUDDENLY  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang