6

59 14 0
                                    

Bel rumah Clarra bunyi, Clarra langsung lari keluar rumah untuk tahu siapa yang datang. "Alan?" Clarra membukakan gerbang untuk Alan karena di luar masih gerimis, sweater yang di kenakan Alan pun basah.

Clarra mengajak Alan untuk mengobrol di dalam tapi Alan menolak karena Clarra bilang hanya ada dirinya dan Deby di rumah,Alan memang idaman sekali,saleh,sopan di tambah tampan. Alan memilih untuk mengobrol di kursi depan rumah Clarra.

"Gue ambil handuk dulu ya." Benar saja sikap Clarra ke Alan berubah 180 derajat tanpa ia sadar karena itu kemauan hatinya mungkin. Alan cukup terdiam bingung menatap kepergian Clarra,tapi Alan tidak ambil pusing dan tersenyum senang.

Clarra datang membawakan handuk sedang berwarna biru dan segelas teh hangat di tangan kanannya. "Nih lan ." Alan meraih handuknya dan Clarra menaruh teh nya ke meja.

"Ada perlu apa?" Tidak sepenuhnya sikap cuek Clarra di kalahkan oleh perasaan kasmaran hatinya.

"Mau ngasih ini." Alan memberikan kotak pink tua kecil dengan pita pink muda,Clarra meraihnya.

"Boleh di buka?" Tanya Clarra yang penasaran apa isi kotak itu sampai membuat Alan nekat gerimis-gerimis ke sini.

"Boleh." Alan tidak lepas senyum saat bersama Clarra.

Clarra melebarkan matanya melihat kalung dengan hiasannya yang berbentuk mawar,ini benar-benar kalung tipe Clarra,kalung yang elegan. "Buat gue?"

"Kepedean Lo." Alan merebut kalung dan kotak itu dari tangan Clarra.

"Terus tujuan Lo kasih ke gue apa?" Ucap Clarra dengan wajah bete nya.

"Cuma mau pamer,ini kalung spesial buat calon pacar gue yang sepesial." Alan kembali menutup kotak itu dan menaruhnya ke kantong sweater.

"Oh." Clarra kini menyandarkan tubuhnya ke kursi dan memainkan handphone nya.

"Hujannya udah reda gue pamit ya." Clarra menatap Alan malas ternyata Alan ke rumah nya hanya meneduh.

"Hati-hati." Ucapan hati-hati yang tulus dari hati.

"Makasih teh sama handuknya." Clarra mengangkat alisnya sebagai jawaban.

Clarra menutup gerbangnya dan berjalan masuk karena di luar sangat dingin. "Sejak kapan sih,si receh itu jadi ngeselin."

**

Sudah pukul delapan baru Bima yang pulang, Sara dan Jordan mungkin akan pulang larut karena masih ada pekerjaan. Deby merebahkan tubuhnya di sofa,ia menaruh kepalanya di paha Clarra yang duduk di ujung sofa,Bima sepertinya sangat lelah dan langsung Istirahat di kamarnya.

"Ra tadi lu nanya nggak Soal kita ketemu dia sama Miranda yang nangis di lorong toilet?." Clarra memukul pelan dahinya karena iya baru ingat kalau ingin menanyakan itu pada Alan.

"Gue lupa,abis tuh si Alan masa ngeselin bangat si." Gerutu Clarra.

"Kok tumben si Lo baperan gitu sama si Alan, biasanya dia mau gimana juga Lo biasa aja." Ledek Deby yang membuat Clarra salting dan blushing.

"Gak usah ikut-ikutan ngeselin." Clarra beranjak dari duduknya tanpa aba-aba yang membuat kepala Deby terpentok ujung sofa.

SUDDENLY  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang