54

21 8 0
                                    

Suara klakson mobil yang berhenti di depan gerbang rumahnya berhasil mencuri perhatian Clarra, Clarra menanti siapa yang keluar dari mobil itu,ia hanya menunggu dari dalam pagar sampai lupa untuk mengambil kunci gembok gerbangnya.

Keluarlah seorang lelaki dengan pakaian non formalnya,ia mengenakan celana jeans hitam dan Hoodie hijau tua, terlihat keren dan mapan, tidak lupa ketampanannya. Namun bisa di lihat kalau lekaki itu tidak seusia Clarra.

"Kak Reyhan." Sapa Clarra yang sangat senang dengan kehadiran mantan gurunya itu. Reyhan pun tersenyum dan berjalan mendekat ke gerbang. "Sebentar Arra ambil kunci gembok dulu." Reyhan pun mengangguk, Clarra dengan semangat berjalan masuk ke rumahnya untuk meminta kunci gembok pada mamanya.

Drrtt....drrtt

Reyhan pun mengangkat telfon yang masuk ke ponselnya,ia sedikit menjauh dari gerbang.

"Kenapa ro?"

"Dimana om?"

"Kak Rey ada perlu sama Arra atau mama?" Tanya Clarra yang tiba-tiba sudah di samping kanan Reyhan, mungkin Clarra tidak sadar kalau Reyhan sedang bertelfonan dengan seseorang. Reyhan pun mengisyaratkan Clarra untuk menunggu sebentar dengan menunjuk ke ponselnya. "Oh maaf." Clarra yang merasa bersalah dan sedikit menjauh dari Reyhan untuk patuh menunggu.

"Kayak kenal tuh suara cewek."

"Iya Clara jelas kamu kenal. Ada perlu apa?"

"Nggak jadi deh kirain om lagi di rumah,Fero ada perlu."

"Nanti kalo om udah di rumah om kabarin ya."

"Iya"

Setelah mengakhiri pembicaraannya dengan Fero lewat telfon kini Reyhan menghampiri Clarra dengan senyumnya yang juga mengundang Clarra untuk tersenyum ke arahnya.

Reyhan mengusap puncak kepala Clarra, "mau kemana udah rapih?" Tanya Reyhan.

"Oh iya Arra ada janji sama Feby di cafe rainbow." Clarra yang memukul keningnya pelan.

"Mau kakak anter?" Tawar Reyhan.

"Kak Rey emang Dateng kesini mau ketemu Arra atau mama?" Iya pertanyaan itu belum di jawab Reyhan tadi.

"Ketemu Arra boleh?" Clarra terkekeh sembari mengangguk. Clarra terlihat sangat lucu dan kekanak-kanakan saat bersama Reyhan karena Reyhan itu sangat baik,dan memiliki jiwa seorang kakak laki-laki sesungguhnya bukan seperti Bima yang sangat dingin padanya, walaupun akhir-akhir ini Bima care sih.

"Tapi Arra harus pergi ada janji." Clarra yang menatap jam tangannya.

"Iya kakak anter, nanti kakak pisah meja deh sama kamu sama Feby." Clarra berfikir sejenak.

"Yuadah deh." Reyhan pun langsung berjalan ke mobilnya tapi lebih tepatnya ia ke pintu mobil sebelah pengemudi. "Jangan di bukain pintunya,Arra kan adek nya kak Rey bukan majikan." Gumam Clarra yang lebih dulu sudah membuka pintu mobil itu.

"Iya deh." Reyhan sudah biasa dengan sikap Clarra yang selalu merendah itu.

Mereka pun mulai membelah jalanan kota yang sangat ramai sore hari seperti ini,banyak orang-orang yang pulang kerja, jalan-jalan,cari angin,bahkan seperti mereka sekarang yang pergi menuju suatu tempat.

SUDDENLY  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang