42

26 10 0
                                    

"Lo harus maafin dia,Lo perbaiki hubungan Lo berdua." Fero memang sangat dewasa. Fero pun memiliki rasa yang sama pada Clarra rasa yang Alan punya untuk Clarra,tapi Fero paham rasanya saat ini tidak sedalam rasa Alan sekarang.

Fero kesal karena Alan penyebabnya masuk rumah sakit, tapi Fero berusaha untuk memaafkan Alan karena ia pun ikhlas jika Alan memukulnya karena Clarra.

"Kenapa Lo dukung gue sama dia?Lo tuh sahabat gue bukan si?" Geram Clarra.

"Justru karena gue sahabat Lo gue mau yang terbaik buat Lo,dan karena gue sahabat Lo yang baik gue juga nggak mau liat Lo sedih,liat Lo pura-pura bahagia. Lo pikir gue bisa Lo bohongin kayak yang lain?" Clarra pun langsung memeluk Fero, ucapan Fero tadi menyentuh hatinya.

"Makasih ya Allah engkau telah menciptakan sosok berhati malaikat ini." Clarra merasa tenang dalam pelukan Fero,kok bisa?

"Kenapa gue tenang di pelukan Lo?" Clarra yang mengangkat kepalanya menatap wajah Fero yang juga menatapnya.

"Karena gue sayang Lo." Batin Fero sembari menatap manik Mata Clarra.

"Karena gue tulus jadi sahabat Lo." Fero mengusap puncak kepala Clarra.

"Gue percaya." Clarra kembali menenggelamkan wajahnya ke dada Fero.

Datang Ale, Deni,dan Riyan yang merusak suasana mengharukan itu. Clarra terpaksa harus melepaskan pelukannya dengan Fero, keduanya pun menegang karena dipergoki sedang pelukan. Ale,Deni,dan Riyan hanya berdehem dan langsung masuk ke kamar seolah-olah pura-pura tidak melihat kejadian tadi.

Clarra terkekeh minat kelakuan teman Fero, "cantik kan kalo ketawa gitu." Puji Fero yang datar.

"Lo Muji gue tanpa ekspresi gitu si, terpaksa ya supaya gue seneng doang." Clarra mencebikan bibirnya gemas.

"Cantik." Ulang Fero kali ini dengan senyuman dan mencolek hidung Minimalis Clarra.

***

Sudah tiga jam Clarra di apartemen Fero dkk. Clarra kini sedang duduk di sofa depan tv bertiga dengan Riyan,dan Ale yang lain di kamar termasuk Fero yang istirahat karena belum sepenuhnya pulih.

"Ra gue baru sadar,Lo nggak kuliah?" Tanya Riyan yang membuat Clarra panik karena suara Riyan lumayan keras karena Riyan sedang memakai headset.

"Gue nggak budek,suara Lo nggak usah keras-keras," tegas Clarra yang mencabut satu headset Riyan.

"Maaf si lupa." Riyan pun mencopot kedua headset dari telinganya. "Silahkan di jawab pertanyaan gue tadi." Ujar Riyan sok kayak yang bener.

"Gue bolos." Pelan Clarra dan yang bisa mendengar hanya Ale dan Riyan.

"Gila Lo." Riyan tidak menyangka dengan kelakuan Clarra.

"Jangan kasih tau Fero ya pliss." Clarra yang memohon pada Ale dan Riyan.

"Ada syaratnya." Ujar Ale yang membuat perasaan Clarra tidak enak. "Gue juga mau dong di peluk sama Lo kayak tadi Fero." Ale mengangkat alisnya.

"Nggak nggak,nggak ada peluk-peluk." Clarra yang langsung menjaga jarak dari Ale karena mereka duduk bersisian.

Ting

SUDDENLY  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang