56

29 7 0
                                    

"Jangan apa-apain Alan." Pinta Clarra lirih pada Adam.

"Makannya Lo diem." Tegas Adam. Bella yang menyaksikan itu hanya iri,jujur Adam sangat sayang pada Clarra sampai seemosi itu pada Alan,tapi apa boleh buat untuk cemburu pun tidak wajar karena Clarra adalah adik sepupu Adam.

***

Ketika Clarra dan Adam sudah sampai tepat di depan gerbang rumah Clarra, Clarra langsung keluar lebih dulu dari mobil Adam dan berlari memasuki rumahnya,tanpa sepatah katapun. Adam membiarkannya dan langsung melajukan mobilnya karena sudah janji dengan Bela akan menemui keluarganya hari ini.

Clarra memasuki rumahnya,rumah Clarra sangat sepi,tidak ada tanda-tanda orang di sana. Clarra pun berniat langsung ke kamarnya,tapi.

"Kenapa kamu?" Clarra menoleh cepat ke sumber suara.

"Papah?" Clarra mengusap air matanya dan mencoba tenang,ia menghampiri papah dan duduk di samping papah nya.

"Nangis lagi? Kenapa?" Tanya Jordan dengan sikap coolnya.

"Feby minta Arra jauhin Fero,terus Alan dia mau pindah ke London. Sebenarnya Clarra boleh bahagia nggak si pah?" Jordan pun menarik anaknya ke dalam pelukannya.

"Semua itu sudah ada jalannya sayang,kalau memang kamu harus menjauhi Fero ya jauhi,kalau Alan harus pindah ke London ya Alan memang harus pindah. Setelah tangis pasti ada tawa, ngerti maksud papah?" Clarra mengangguk,dan melepaskan pelukan papahnya.

"Pah ada satu lagi,papah jangan marah ya." Clarra yang merajuk.  "Kemarin Arra kesel sama Feby terus Arra banting ponsel Arra." Jelasnya.

"Terus?" Tanya Jordan yang masih belum paham maksud Clarra.

"Ponsel Arra ancur pah." Clarra menambah kode nya supaya Jordan mudah memahami maksudnya.

"Terus papah harus apa? Papah kan bukan tukang servis handphone." Papahnya menggeleng heran dengan putrinya ini.

"Beliin ya pah?" Clarra memasang puppy eyes nya untuk merajuk papahnya itu karena Jordan sangat susah untuk menuruti kemauan Clarra,ya Clarra sudah tiga kali beli handphone sebenarnya dan karena alasan yang sama,bukan rusak karena tidak sengaja, tapi di sengaja dan itulah yang membuat Jordan berat untuk membelikan Clarra sesuatu apa lagi dengan nominal harga yang terbilang mahal.

"Ini ketiga kalinya kamu rusakin handphone loh Ra,kamu fikir handphone itu murah? Kalo harganya cuma lima ribu tidak masalah Ra." Clarra Memang tidak pernah meminta di belikan sesuatu yang mahal,tapi jika selalu begini dan Jordan menurutinya Clarra akan terus tidak merasa bersalah jika melakukan itu lagi. "Nggak ada,papah nggak akan belikan kamu handphone,jadikan ini pelajaran." Lanjut papahnya yang berlalu menuju kamarnya.

"Ish ngeselin banget si nih hari." Geram Clarra yang menyentakan kakinya ke lantai. "Gue kan punya tabungan." Lanjutnya dan langsung berlari kecil menuju kamarnya.

Clarra membuka laptopnya berniat untuk chat Mila lewat LINE,tapi sudah dengan sangat teliti ia cari tidak ketemu sampai sekarang. Clarra coba mematikan dan menghidupkannya kembali tetap saja aplikasi line nya tidak di temukan.

"Pasti si Alan yang APUS,argh." Clarra menutup kasar laptopnya,dan kembali keluar dari kamarnya menuju meja dekat ruang tengah,ia meraih telepon rumah,dan mengetikan nomer Mila yang ia lihat dari buku kecil di meja yang tercatat beberapa nomer di sana,dan kebetulan Clarra sudah mencatat nomer Mila.

"Halo,siapa ya?" Tanya dari sebrang telfon.

"Clarra."

"Oh Lo Ra, kenapa?"

SUDDENLY  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang