51

32 7 0
                                    

"Alan nelfon gue, kayaknya dia nggak baik-baik aja." Yang mendengar pun masih tidak mengerti dengan ekspresi wajah Fero yang sangat datar dalam menyampaikan informasi urgent seperti itu.

"Lo pada denger nggak si?" Fero pun sewot karena salah satu dari mereka tidak ada yang meresponnya selain menatapnya.

"Lo serius? Gue kira bercanda." Bara yang langsung beranjak dari duduknya di ikuti Dino,dan Tara.

"Jangan kasih tau Clarra." Pinta Fero yang di angguki ketiganya lalu ketiganya meninggalkan rumah Clarra.

Fero kembali menghampiri Clarra yang sedang kebingungan menatap ketiga lelaki yang tergesa-gesa keluar dari rumah Clarra. Mila pun ikut menghampiri Clarra.

Karena sudah pukul 10:35 semua yang datang ke rumah Clarra pun pamit satu persatu sampai hanya tersisa,Mila,dan Bara harusnya Adam juga ada tapi Adam tadi pamit juga mengantar Bela pulang karena sudah hampir larut untuk seorang gadis masih di luar rumah.

"Mil Lo nginep aja ya." Pinta Clarra pada Mila,Mila yang tadinya sedang bersantai di kursi sebelah Clarra dengan memakan Pizza pun langsung menoleh.

"Apa?" Tanyanya.

"Gue heran yang makan kan mulut kenapa jadi kuping Lo yang budek." Omel Clarra geram dengan sahabatnya itu. Mereka berdua itu kalau di awali dengan damai akan damai seterusnya sampai berganti hari,tapi kalau dari awal bertemu ribut akan seterusnya juga seperti itu sampai hari berganti.

"Lo si pelit sama gue." Gerutu Mila. Fero yang duduk di sebelah kiri Clarra hanya menyimak jengah mereka berdua,ia bisa apa jika sudah kedua wanita berdebat.

"Pelit apaan si itu pizza gue kasih,tadi ke salon gue bayarin,Lo gak bawa baju gue beliin. Dimana letak pelit gue?!" Clarra menghela nafasnya karena kelewat emosi.

"Udahlah mil jangan bikin gue tambah emosi. Gue lagi pengen cakar-cakar muka orang nih." Ujar Clarra yang memukul-mukul meja di depannya walaupun tidak terlalu keras,tapi berhasil menyentak Mila dan Fero karena kaget.

"Kenapa si?" Tanya Fero yang sedari tadi hanya diam.

"Alan nggak dateng,terus Deby kenapa gue harus debat sama dia tadi,Feby juga seharusnya dia nggak caper sama Lo sampe dia nimbrung sama temen-temen Lo." Clarra tidak abis fikir dengan nasibnya. Dimana setiap orang ketika hari ulang tahunnya tiba mereka akan merasakan kebahagiaan selama seharian itu karena terus menerima suprise dari keluarga,teman,dan juga mendapat hadiah spesial dari orang-orang yang spesial juga, tapi Clarra semua orang yang spesial itu malah membuat hari ulang tahunnya terasa tidak ada kebahagiaan.

"Kalo gue perhatiin si ya,si Feby kayaknya suka sama Fero deh." Sambar Mila Sembari mengunyah pizza di mulutnya.

"Nggak usah kompor Lo." Ketus Fero,Mila pun langsung terdiam.

"Udahlah serah mau Feby suka sama Lo mau sekalipun dia bakal terima pertunangan itu. Nggak ada artinya lagi gue di mata dia." Kesal Clarra yang menghempas kasar gelas di atas meja sampai terjatuh pecah ke lantai,kedua kalinya Mula dan Fero kaget dengan kemarahan Clarra. Clarra masuk ke dalam rumahnya dengan emosi yang masih meluap.

"Gue balik." Pamit Fero pada Mila.

"Dih terus gue bakal jadi samsak nya Clarra gitu malem ini." Mila meratapi nasibnya.

SUDDENLY  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang