"Nggak usah. Lo nggak sadar apa Lo udah bikin gue sakit hati?Nggak punya rasa bersalah gitu,lo malah sok baik kayak gini,tadi Lo marah-marah ke gue sampe ngatain gue murahan Lo nggak inget,apa pura-pura lupa?" Kenapa si Clarra harus seegois itu, harusnya dia nggak seneng Alan bersikap baik kayak gitu bukannya malah ia jadikan kesempatan untuk balas marah-marah pada Alan. Clarra beranjak dari duduknya dan berjalan langkah demi langkah dengan kakinya yang berjalan pincang.
Sebenarnya ini bukan hanya salah Clarra,Alan juga salah karena tidak bisa menahan amarahnya sampai mengeluarkan kata yang menyakiti hati Clarra. Clarra wajar sebenarnya marah,tapi di tambah egoisnya itu jadi membuatnya juga bersalah.
"Lo mikir deh Ra ini ke berapa kalinya kita berantem gara-gara Lo sama cowok lain." Alan meraih pergelangan tangan Clarra, mereka kini berhadapan.
"Lo tuh pacar gue bukan si?Lo langsung percaya gitu aja dengan Lo liat foto itu doang tanpa Lo dengerin penjelasan gue,lo yang harusnya mikir." Mata Clarra memanas,tapi ia menahannya ia tidak mau terlihat lemah di depan lelaki yang sudah membuatnya sakit hati.
Alan menarik Clarra ke dalam pelukannya. Alan merasa bersalah dan merasa gagal menjadi seorang pacar. Walaupun Clarra tidak membalas pelukan Alan dan memberontak untuk melepas pelukan Alan,tapi Alan memeluk Clarra erat.
Hiks..
Hiks...
Hiks....
Clarra pasrah di pelukan Alan dan kembali menangis,ia menenggelamkan wajahnya ke dada Alan agar orang lain tidak dapat melihat wajahnya yang sudah gusar.
"Maafin gue ya." Lembut Alan yang sudah salah akan kesalahannya setelah melihat Clarra menangis sesedih itu di pelukannya.
"Jangan bentak gue kayak gitu lagi,gue takut." Pinta Clarra yang mendangak untuk menatap Alan. Alan mencium kening Clarra dan tersenyum untuk meyakinkan Clarra bahwa ia akan menuruti keinginan Clarra.
"Iya pacarnya Alan." Clarra tersenyum walaupun masih menangis.
Mereka menyudahi drama itu dan jalan bersisian ke dalam Rumah Sakit untuk menemui Bara.
****
Adam sedang berada di Apartemen Alan berdua dengan Dino, niatnya kesana untuk menjemput Clarra karena sudah janjian dengan Bara,tapi Bara dan Clarra tidak ad Ada di sana bahkan Alan pun tidak ada hanya ada Dino. Adam coba menghubungi Clarra,Bara dan Alan,tapi tidak ada yang bisa di hubungi.
"Belom bisa di hubungin dam?" Dino yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Belom,coba lu telponin Alan siapa tau di angkat." Dino mendengar itu berfikir dua kali, kenapa harus dirinya bukankah Adam sendiri pun bisa menelpon Alan.
"Lu aja gue lagi males sama Alan." Dino menyeruput kopi susunya.
Adam akhirnya pasrah menelpon Alan,Dino tidak mengerti apa maksud Adam menyuruhnya nelpon Alan padahal Adam sedang memegang handphone nya.
"Lan,Arra di mana?"
"Ada sama gue nih lagi otw balik."
"Oh udah Baek?"
"Siapa yang sakit?"
"Oh enggak."
"Kenapa lu nanyain Arra?"
"Gue nyariin dia,nih gue lagi di apartemen lo. Gue telponin nggak aktif ."
"Lo balik aja, Arra udah gue lagi anter balik,hp nya low dam."
"Iyadah."Adam mengakhiri pembicaraannya dengan Alan. Adam langsung beranjak dari duduknya memakai jaket hitam nya,Dino kini berfikir kalau Adam sedikit aneh untuk di sebut normal.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDENLY (END)
Fiksi RemajaIni cinta yang sebenarnya,datang dengan tiba-tiba tanpa di rencanakan. Cinta datang dimana saja, kapan saja dan bahkan kita tidak tahu dengan bagaimana cinta itu ada, karena kita tidak perlu alasan untuk mencintai seseorang. Seorang siswa cantik yan...