33. Keramba

207 23 0
                                    

Hati-hati, Kawan. Harap ikuti himbauan pemerintah. Jangan lupa untuk menjaga kesehatan.

Jika kawan-kawan butuh versi full Bahasa Indonesia, ada di bagian bawah, ya. Scroll langsung saja.

***

/ke·ram·ba/
1 keranjang pengangkut atau tempat ikan, bentuknya lonjong, terbuat dari anyaman bambu dengan kerangka kayu, biasanya berlapis ter supaya kedap air
2 keranjang atau kotak dari bilah bambu untuk membudidayakan ikan di sungai (danau, bendungan)

***

Don't bend; don't water it down; don't try to make it logical; don't edit your own soul according to the fashion. Rather, follow your most intense obsessions mercilessly.

― Franz Kafka

***

Kala Fira mengerjap, lampu kamarnya menyala. Ia hendak duduk, namun kepalanya berdenyut. Akhirnya, ia menyerah. Ia merasa baik-baik saja, namun mengapa otaknya menolak berpikir?

Fira meraba sekitar. Ia berusaha mencari ponsel, namun ia malah meraba benda bulat—

Fira terlunjak. Penat menyerang. Ia nyaris menjerit.

Tarik napas. Buang. Tarik napas. Buang. Tarik napas. Buang.

Fira menenangkan diri. Setelah matanya mampu menatap sekitar, ia berhadapan dengan benda asing yang tiba-tiba hadir di kamar.

Ah, bukan benda, rupanya. Kepala seseorang.

Fira kenal jaket yang menyelimuti kepala orang itu. Sosok yang tak bergerak itu adalah Lydia.

Sekelebat memori menghunjam. Fira ingat ia sempat terantuk pintu. Ponselnya dihubungi Pak Mirza. Ia ingat dibawa ke kampus. Ia ingat terjatuh ke kubangan. Ia—

Pening.

Berulang kali Fira menarik napas. Kala ia kembali sadar, matanya nanar menatap jam dinding.

Lima belas menit sebelum azan Isya.

Fira jelas berusaha berdiri, namun pandangnya berbayang. Untung saja Lydia lekas terjaga.

"Please calm down," ujar Lydia.

"Magrib! Magrib!" seru Fira. "Wudu!"

"Alright, Princess. I'll help you."

Lydia memapah Fira. Di kamar mandi, ia menunggu Fira selesai wudu. Setelah itu, ia juga membantu Fira memasang mukena. Ia diam saja menunggu Fira selesai salat.

Saat Fira selesai salat Magrib, azan Isya berkumandang. Gadis itu tak segera melepas mukenanya. Ia lanjut salat Isya.

Lydia membuka ponsel. Ucup mengirimkan pesan.

Yusuf Darmaji: Is Fira okay?

Lylylyds: She's praying right now
Lylylyds: Don't you need to do that, too?

Yusuf Darmaji: After this

Setelah Fira selesai salat, Lydia bertanya, "What do you feel?"

Fira menjawab, "Eeriely calm. I can't think. If I think, dizziness will get me."

"Congrats! You have concussion."

"Thanks."

Lydia bangkit.

"I'll get food for both of us. Please stay seated."

[1/3] PrasamayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang