35. Prasamaya #3: Sadap

211 20 0
                                    

Semangat! Semoga kita semua bisa melalui ini. Tetap menjaga kesehatan, Kawan-kawan.

***

/sa·dap/
1 mengambil air (getah) dari pohon dengan menoreh kulit atau memangkas mayang atau akar
2 mendengarkan (merekam) informasi (rahasia, pembicaraan) orang lain dengan sengaja tanpa sepengetahuan orangnya

***

In a room where people unanimously maintain a conspiracy of silence, one word of truth sounds like a pistol shot.

― Czesław Miłosz

***

Pagi itu terlalu tenang untuk Fira.

Tiap hari Senin, ia bergegas. Seusai Subuh, ia mandi dan mencuci baju. Ia juga memasak sedikit nasi dan telur di rice cooker untuk makan siang. Setelah itu, ia ke kampus tanpa sarapan. Kelasnya memang baru mulai pada siang hari, namun ia tetap berangkat pagi hari. Ia menuntaskan Tugas Akhir sebisanya hari itu. Ia baru pulang setelah Isya.

Sayangnya, rencananya batal. Matanya berkunang saat mencuci baju. Ia menjemur sembari bersandar ke tembok.

Rekan indekosnya yang lain bersitatap dengan Fira pagi itu. Mereka bertanya tentang luka di wajah Fira, walaupun tak ada yang tak maklum. Mereka enggan turut campur dalam masalah keluarga Fira.

Fira tak yakin ia sanggup keluar indekos untuk mencari sarapan. Ia juga tak yakin ia punya uang untuk makan di luar. Ia memilih untuk lanjut terlelap. Pikirnya, ia akan makan saat sangat lapar saja.

Kala hendak terlelap, pintu kamarnya diketuk. Fira menguatkan diri untuk berdiri dan meraih gagang pintu.

"Oh, halo," sapa Fira.

Gadis yang berdiri di hadapan Fira adalah salah satu rekan se-indekosnya. Gadis itu jarang bercakap-cakap dengannya. Di tangannya, ada pempek yang baru digoreng.

"Saya habis pulang kampung. Ada pempek. Dimakan ya!"

Fira mengambil piring itu dan berterima kasih. Ia baru saja hendak meminggirkan piring pempek itu ketika ia sadar bahwa ia masih makan obat. Makan tiga kali sehari tak cukup untuk dompet mahasiswanya. Ia harus makan lebih sedikit.

Akhirnya, Fira membuka rice cooker. Ia memasak nasi untuk hari itu. Sembari menunggu, ia membuka ponsel dan memeriksa grup angkatan.

Vatichaaaa: Ada yang ngerti Matlab? Boleh tolong ajarin gue?

Sesungguhnya, Fira tak dekat dengan Vaticha. Mereka jarang sekelas. Namun Fira tak suka berdiam diri seperti itu. Vaticha mengirimkan pesan jam sebelas malam dan tak dijawab. Apakah ia sudah bangun?

Fira membuka pesan pribadi dan mengirimkan pesan ke Vaticha.

Mettadevi N. Safira: Cha, yang di grup udah kejawab?

Rupanya, Vaticha telah terjaga.

Vatichaaaa: Bukannya lo lagi sakit?
Vatichaaaa: Ga usah deh

Mettadevi N. Safira: Ga apa-apa Cha. Gue jelasin di chat aja mau?

Vatichaaaa: Gue bingung masalah integralnya sih
Vatichaaaa: Emang ada ya integral di Matlab?

Mettadevi N. Safira: Gue juga ga tau sih integral tepatnya kaya gimana di Matlab. Tapi gue bikin delta x kecil-kecil, cari nilai fungsi tiap x, dan ditambahin terus.
Mettadevi N. Safira: (send link)
Mettadevi N. Safira: Gue sih ngikutin link ini. Ogah juga belajar Matlab sedetail itu haha.

[1/3] PrasamayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang