31. Kail

233 26 0
                                    

Jika kawan-kawan butuh versi full Bahasa Indonesia, ada di bagian bawah, ya. Scroll langsung saja.

***

/ka·il/
sekerat kawat yang ujungnya berkait dan tajam, digunakan untuk menangkap ikan

***

Most success springs from an obstacle or failure.

— Scott Adams

***

Seingat Ucup, pagi mengalir tanpa titik. Ia terjaga setelah tenggelam dalam lelap, mimpi indah, serta menu makanan dari pernikahan kawannya yang ia hadiri malam sebelumnya. Pikirnya, pekerjaan bersama Hadi dan Willy akan berjalan lancar hari itu.

Ah, tidak. Ia sama sekali tak menyangka akan menemani Fira ke rumah sakit. Wajahnya basah dan terdapat noda tanah. Apakah ia terjatuh? Ditambah gadis asing yang terus-terusan mengelap wajah Fira. Kata Arina, gadis itu orang Filipina. Ia tak awam dengan Bahasa Indonesia.

Tapi wajahnya ayu? Tidak bisa berbahasa Indonesia?

Nama gadis itu terselip dari ingatan Ucup. Ia ragu hendak menyapa gadis itu. Akhirnya, ia hanya berujar, "Fira kenapa?"

Gadis itu tak menyahut. Ia malah sibuk mengurusi luka Fira.

"Kamu denger kan?" tanya Ucup.

Senyap.

Supir keluarga Arina, yang sedari tadi menahan lidah, akhirnya berkomentar, "Manggil temennya Neng Fira, A?"

Ucup berpaling. Ia mengangguk.

"Neng itu nggak bisa Bahasa Indonesia. Dari tadi ngobrol sama Neng Arina pakai Bahasa Inggris."

Mampus.

Lidah Ucup melekat pada kamus Bahasa Sunda. Ia memang mengerti Bahasa Inggris, namun ia hanya menggunakannya untuk textbook. Ia tak pernah

Ucup menelan ludah. Otaknya memutar nama gadis itu, namun ia memberanikan diri untuk memanggil, "Friend of Fira?"

Gadis itu mengangkat muka.

"Me?" tanya gadis itu.

"Yes." Ucup menghindari pandang gadis itu. "I—"

"My name is Lydia." Gadis itu terpaku. "Do you want to ask something?"

"Yes. I—"

Ucup menggaruk kepala. Ia lupa translasi Inggris untuk kata 'penasaran.'

"I'm waiting," ucap Lydia.

"I—" Ucup menggeram. "I want to know why Fira—"

Ucup terdiam.

"Please finish your sentence," pinta Lydia.

Ucup ciut. Kalimat Lydia tak masuk sama sekali ke otaknya.

"English." Ucup kembali menelan ludah. "I am not good."

Lydia menghela napas.

"It's okay. I will talk slower."

Mata Ucup berbinar.

"Thank you." Ucup tak langsung melanjutkan ucapannya. "Is Fira sick?"

Lydia menjelaskan, "She is not. She fell this morning. She needs immediate treatment."

[1/3] PrasamayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang