Semoga kita semua sehat selalu. Jangan lupa menjaga kesehatan dan mengikuti anjuran pemerintah, kawan.
***
/rom·pal/
1 tanggal (tentang gigi)
2 jatuh berguguran (tentang batu, tembok, dan sebagainya)***
Grief does not change you. It reveals you.
― John Green
***
Dimas menunduk. Ia berpegang erat di tepi pesawat. Di belakangnya, instruktur mengintruksikan untuk melompat.
Ia terjun.
Parasut terbuka. Ia mengambang begitu saja di udara. Udara segar masuk ke paru-paru.
Ia bebas. Ia lepas.
Sayangnya, kepalanya gatal. Ia hendak menyentuh kepala, namun tangannya tak bisa lepas dari pegangannya saat itu.
Cemas menyambar. Ia mencoba melepaskan pegangannya, namun pergelangan tangannya terbelit. Ia menjerit.
Tiba-tiba, mukanya terpercik air. Ia membuka mata. Di hadapannya, Jaya terus memercik air dari gayung.
Ah, rupanya ia bermimpi.
Dimas hendak bangkit, namun tangannya tak bebas. Ia berbalik.
"Ngapain lo ngeborgol tangan gue ke kasur?" bentak Dimas. "Lo ngapa-ngapain gue?"
Jaya mengepalkan tangan. Gayung yang ia genggam nyaris ia hempaskan, namun ia menahan diri.
"Lo yang ngapa-ngapain makanya gue borgol, goblok!" Jaya mengembalikan gayung ke kamar mandi. "Lo sadar ga lo ngapain aja?"
Dimas menjawab, "Buka dulu, bangsat!"
Jaya kembali. Ia mengambil kunci borgol di meja. Dengan tangkas, ia membuka borgol Dimas.
"Lo bikin gue buka kotak yang udah lama ga gue buka," keluh Jaya.
Dimas mengerjap.
"Nggak lagi?" tanya Dimas.
"Udah lama. Dua tahun?" Jaya meletakkan borgol di kotak berdebu dan menutupnya. "Mau gue musnahkan aja." Senyap. "Apa lo mau"
"Pake punya bekas lo? Ogah! Bakar aja!"
"Oke."
Jaya menyingkirkan kotak itu ke bawah kasur. Dimas mengusap pergelangan tangan.
Dimas berkata, "Gue kira-"
Lidah Dimas kelu. Ia tak mungkin mengatakan itu di hadapan Jaya.
"Tiara suka yang begitu?" Jaya terbahak. "Lo tau sendiri dia ga suka."
Dimas terdiam sebelum bersuara, "Gue udah putus dari tahun jebot. Mana gue tau?"
"But she's good. Mungkin ga sebagus cewe-cewe bayaran, tapi gue suka-suka aja sih." Jaya duduk di ujung kasur. "Lo dendam sama Tiara dan gue?"
Dimas mengernyit. Tanya tersembur, "Maksud lo?"
"Setelah lo mabuk, lo tidur lama banget. Mustahil selama itu gara-gara mabuk. Lo abis begadang ya seminggu ini?"
Dimas mengangkat bahu.
"Lo ga sadar total gue bawa ke sini. Mobil lo udah di parkiran juga. Kuncinya deket TV."
Dimas mengangguk.
"Masalahnya, lo sadar beberapa jam yang lalu. Gue lagi keluar sebentar. Cuma lo dan Tiara yang ada di sini. Lo inget udah ngapain aja ke Tiara?"

KAMU SEDANG MEMBACA
[1/3] Prasamaya
Chick-LitBuku pertama dari trilogi Wanantara. . Dalam Bahasa Sansekerta, Prasamaya berarti 'perjanjian'. Rata-rata manusia tersenyum pada dunia. Gelak tawa dan canda menggema di seluruh penjuru. Sayangnya, tawa itu hanya tampak dari luar. Jika ditilik lebih...