/hi·é·rar·ki/
1 urutan tingkatan atau jenjang jabatan (pangkat kedudukan)
2 organisasi dengan tingkat wewenang dari yang paling bawah sampai yang paling atas
3 deretan tataran biologis, seperti famili, genus, spesies
4 kumpulan pembesar gereja yang diatur menurut pangkat***
It's ironic however that God would give you such a low threshold for pain when what you do is slay the demonic soldiers of the army of darkness.
― The Alpha Jan
***
"Halo. Lagi―lagi―kosong?"
Tanpa sadar, Fira menyenandungkan desakan pada Marvin. Pria itu mengernyit, namun lekas menjawab, "Kenapa? Gue lagi asistensi."
Kalimat yang Marvin utarakan nyaris membuat jantung Fira berhenti. Tentu saja Marvin masih asistensi. Malam itu bukan akhir pekan.
Akhirnya, Fira berkilah, "Tadinya mau nitip makanan, soalnya Lydia masih tidur. Ini orangnya bangun." Tawa kering terlontar. "Makasih ya. Maaf banget ganggu."
"Serius lo nggak apa-apa?" Marvin menuntut. "Kayanya penting."
Fira menggoda, "Kalau penting kenapa? Emang lo bisa bolos asistensi?"
"Nggak!" Marvin menjerit. "Oke, gue balik asistensi lagi ya."
"Oke."
Sambungan telepon terputus.
Fira mendongak. Langit-langit masjid memang tak bernyawa, namun ia seolah-olah berpaling dari Fira.
Fira lupa. Ia bagaikan tuan putri yang tegak di kastil mewah. Mengapa ia bergantung pada orang lain? Semua orang punya kepentingan masing-masing dan Fira terlalu egois jika ia minta dimasukkan ke daftar prioritas.
Fira menutup mata. Azan Maghrib berkumandang. Fira bersiap salat.
Seusai salat, bimbang melanda. Fira terlambat untuk mundur. Angkutan umum arah rumah Dimas telah berhenti sebelum maghrib. Fira juga tak kuat membayar ojek daring.
Mau tak mau, langkahnya diseret ke rumah Dimas. Bahkan satpam menghentikannya karena mengira ia pengemis. Kala Fira menyebut nama mama Dimas, satpam itu mundur dan membiarkan Fira melenggang masuk.
Untuk tetap waras, Fira berpikir. Satpam tak mungkin mengizinkannya masuk dalam kondisi seperti itu. Kemungkinan yang Fira tangkap adalah orangtua Dimas memang sering mendapat tamu beragam.
Di depan rumah, Fira terpekur. Dimas benar. Mama Dimas memang membuka salon. Dari ornamen dan ukiran khas Bali yang terpampang, salon itu bukanlah salon yang dapat diakses orang sepertinya.
Fira menekan tombol interkom. Suara wanita dewasa menyambutnya.
"Ya?"
"Assalamualaikum, Tante." Fira memberi jeda. "Saya Fira."
"Fira udah datang?" Wanita itu bertepuk tangan. "Sebentar ya."
Pintu dibuka. Fira melongok dan menangkap mama Dimas tergopoh-gopoh menghampirinya.
Mama Dimas membuka percakapan dengan bertanya, "Lo, kamu kenapa?"
Oh.
Kehendak Fira untuk mengarang alasan batal terlaksana. 'Kejutan' Dimas di masjid menggetarkan memori Fira.
Fira mencicit, "Maaf."
Mama Dimas berujar, "Nggak, nggak. Ga usah minta maaf. Ayo masuk, Tante cek di dalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1/3] Prasamaya
ChickLitBuku pertama dari trilogi Wanantara. . Dalam Bahasa Sansekerta, Prasamaya berarti 'perjanjian'. Rata-rata manusia tersenyum pada dunia. Gelak tawa dan canda menggema di seluruh penjuru. Sayangnya, tawa itu hanya tampak dari luar. Jika ditilik lebih...