BAB 12; If You need a friend
Ocean blue eyes itu terlihat tidak rela menatap wanita di sampingnya yang terlihat bersiap--siap hendak pulang. Meskipun begitu, senyum tetap ia lemparkan pada lelucon yang dibuat teman-teman kurang ajarnya. Si wanita yang terngah mengemasi kamera mahalnya itu menoleh pada Giandra, pada jakun lelaki yang meriasnya itu. Ia menelan saliva. Buru-buru menunduk saat Giandra menoleh padanya.
"Eh, hp lo jangan sampai lupa." ujar Giandra seraya mengulurkan ponsel Galvin.
"Oh, thanks."
"Mbak Galvin harus banget pulang sekarang?" Suara Belia terlihat sama seperti tatapan Giandra tadi, tidak rela. "Seru tahu, akhirnya Belia ada temen cewek pas lagi hang out gini." rengek si gadis berambut sebahu.
Galvin hanya menyengir seraya menutup risleting tasnya. "Iya, aku masih ada kerjaan. Ini juga udah lumayan malem. Jadi... ya... I gotta go home."
"Yah, baru juga jam lapan, Mbak." Ben menimpali ucapan kekasihnya.
Lagi, Galvin menyengir. "Lain kali kita hangout lagi deh."
"Beneran, ya?" Itu suara si lelaki bossy.
"Iya."
"Yah, Mbak Galvin masih marah." keluh Rizky seraya memanyunkan bibirnya, membuat Galvin menahan tawa di dalam hatinya.
"Lo, sih. Ngasih dare macem-macem." sahut Giandra.
"Ya, kan seru!"
"Tapi kan jadi marah dia!"
Galvin tersenyum melihat percikan api yang mulai nampak dari netra si bungsu dan si sulung. Ia berdehem, mengumpulkan suaranya, kemudian berkata, "Hajar aja itu si Rizky, Gi. Kan jadi marah aku!"
Dua lovebird lantas terbahak, sedangkan Rizky kian memanyunkan bibir. "Jahat banget, sumpah."
Mengabaikan Rizky yang mulai drama, si bungsu menoleh pada Galvin, "Lo pulang naik apa?"
"Jalan kaki, mungkin. Grass Property hanya seratus meter dari kafe ini ternyata."
"Kenapa malah ke Grass?"
Galvin kembali menyengir. Memilih tidak menjawab pertanyaan Giandra, maupun menjelaskan pada pemuda lain di gazebo itu. "Aku duluan, ya? Oh ya, Belia," Galvin terlihat mengeluarkan sesuatu dari saku hoodie-nya, "Happy birthday," ucapnya seraya mengulurkan flashdisk pada si gadis ulang tahun, "Candid kamu sama Ben."
Belia menerima benda mungil berwarna kuning itu, "Aaaa... makasih banyak, Mbak."
"Itu bukan hanya candid hari ini. Tetapi juga dari pertama kalian ke studio." Galvin mengulas senyum hangat. Hatinya bahagia hanya karena senyum senang dari gadis yang hari ini berusia 19 tahun itu. "duluan, ya. Jangan pulang malem-malem."
Setelahnya, si photographer berlalu dari gazebo itu. Tanpa menoleh sedikitpun pada si iris biru yang rupanya sedikit berharap akan dapat ucapan 'selamat malam' khusus, atau ucapan terima kasih karena riasan dari Giandra benar-benar membuat Galvin terlihat cantik.
Dengusanlah yang akhirnya meluncur dari mulut si bule. "Gue ke toilet bentar." ujarnya seraya beranjak dari duduk. Melenggang begitu saja meninggalkan gazebo, lelaki itu berjalan menuju...
"Gian!!" teriak Rizky, "Woi toilet di sana!" lanjutnya seraya menunjuk toilet tak jauh dari gazebo.
Giandra hanya menoleh dan mengangkat kedua bahu, lalu kembali berjalan. Ia mengikuti Galvin. Ada sesuatu yang sedari tadi ingin ia tanyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fixed
Romance18++ (Revisi) Jangan berekspektasi lebih. 27 September 2019 - 23 September 2020(tanggal tamat) Naskah ini saya repost untuk mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh Penerbit @Grass_Media Fixed (adjectiva) : tetap, menetap. Kehidupan teratur yang di...