BAB 15 ; You Are Not Coming Home Tonight

6.3K 515 43
                                    

BAB 15 


Pertama, ini mulai konflik yaa... Awaaalll Banget mulanya konflik. Terus... Eum.. Jangan lupa vote, komen, krisar, dan share poto cogan.

Arjun is me, buat yang pada baca tapi engga mau vote

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arjun is me, buat yang pada baca tapi engga mau vote.

You are not coming home tonight

Kelabu mendominasi cakrawala pagi ini. Di balkon apartemennya, Galvin duduk sembari menyesap teh. Iris cokelat gelapnya menatap ke angkasa tanpa hangat sinar mentari di pukul setengah delapan pagi ini. Sudah empat hari ini, kelabu juga menjadi warna di paginya. Sejak sore itu, Arjun sama sekali tidak bisa dihubungi. Adik perempuan Arjun pun sama seperti Arjun: tidak bisa dihubungi. Menyebalkan!

Wanita berambut keriting panjang itu seharusnya sudah pulang kemarin sore, seperti yang dulu dijanjikannya. Namun, hingga pagi yang mendung ini kembali datang, Kalina belum juga pulang dari honeymoon part ke-20 nya.

Galvin mendesah kesal, seiring teh di cangkirnya yang habis. Wanita itu meraih ponsel di atas meja, mendapati ada sebuah pesan dari Belia.

Belia : Mbak, nanti kita jadi ada photoshoot lagi, kan? Mamanya Ben mau lihaaattt. OMG aku nervous, Mbaakkk!

Galvin mengulas senyum. Ini sudah hari keempat sejak Galvin mengajak gadis modis itu ke sebuah galeri lukisan milik keluarga Arjun. Dirinya dan Belia menjadi semakin akrab. Keduanya pun sering bertukar cerita—atau Belia yang sering cerita dan Galvin yang mendengarkan. Menurut Galvin, Belia gadis yang menyenangkan. Di usianya yang baru menginjak 19 tahun, ia sudah aktif di kegiatan sosial untuk anak-anak kurang mampu dan penderita kanker.

Kekasih Ben itu pernah sekali mengajak Galvin untuk mengunjungi salah satu yayasan tempat Belia mengajar. Rasa kagum semakin membuat Galvin begitu menyayangi gadis berambut cokelat itu, menganggap gadis itu seperti adiknya. Maka, sebagai kakak yang baik, Galvin akan memberi nasehat.

Galvin : you're gonna be fine. Beauty is what inside, and you already have both. Beautiful soul and beautiful face. Aku yakin mamanya Ben udah tahu itu. See you.

***

Galvina studio siang ini tidak begitu ramai, baik di lantai satu maupun lantai dua. Jesse sedang merias Belia ditemani oleh Shena, mamanya Ben. Celine tengah membantu Galvin menata set untuk pemotretan Belia selanjutnya, Wendi baru saja datang bersama Giandra—lelaki yang empat hari ini absen karena kegiatan kampusnya sedang padat.

Galvin mengernyit melihat si bule yang hari ini terlihat berbeda. Wanita itu bahkan membenarkan letak kacamata yang ia pakai demi bisa lebih jelas melihat apa yang beda dari Giandra. Pemilik iris biru itu sedang menghampiri ibunda Ben, membungkuk sopan, lalu mengambil duduk di sebelah Jesse yang sedang merias Belia.

"Celine," panggil Galvin pada Celine. Yang dipanggil menoleh, "Menurut kamu, apa yang beda dari Giandra? Kok kayaknya dia nggak kayak terakhir aku ketemu."

FixedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang