BAB 22 : Me too

7.4K 526 91
                                    

Selamat sabtu malam semuanya. Semoga di tempat kalian semua lagi hujan ya. Biar bisa dapat feelnya 😘😘

Ya benar, cerita Geo Ghasani yang ada di OLC yang ksksjka you know...

Oh ya, siapkan tissue yaa..

Pak Arjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pak Arjun.... Apakah kau... Apakah...

Me Too

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Me Too

Matahari tepat di atas kepala saat Giandra merapikan segala makanan dan minuman, lalu menggulung tikar. Lelaki yang masih bertelanjang dada itu menoleh ke arah mobilnya, pada Galvin yang tengah berganti baju. Senyumnya terbit melihat wanita yang kini hanya mengenakan bra berwarna pink itu perlahan memakai kaos lengan pendek yang tadi ia pakai. Baju berwarna hitam itu terlihat kebesaran pada tubuh Galvin. Panjangnya hingga menutupi paha atas wanita itu. Galvin lalu menguncir rambutnya menyerupai ekor kuda sebelum perlahan meloloskan celana jinsnya.

Tak mau kebablasan, si iris biru itu berpaling dari wanita yang berdiri membelakanginya. Giandra kembali memungut sampah dan memasukkannya pada kantong plastik.

"Fokus, Gian. Jangan sampai lo kebablasan!" ujarnya seraya mengambil sampah terakhir, bungkus cokelat rasa vanilla yang membuatnya kembali tersenyum, mengingat memori beberapa menit lalu.

"Kamu mau?" tanya Galvin saat melihat Giandra tak henti menatapnya. Giandra mengangguk sekilas, melihat Galvin menyelipkan cokelat rasa vanilla itu pada bibirnya, lalu perlahan mendekatkan wajah.

Secara refleks, Giandra menggigit cokelat itu di ujung satunya. Terus, hingga bibir keduanya kembali bertemu. Lagi, posisi vertikal mereka berganti menjadi horizontal. Tapi kali ini, Giandra berada di atas Galvin, menahan beban tubuhnya dengan satu tangan, dan tangan lain menyelinap di balik kaos yang dikenakan wanita itu. Menelusuri kulit Galvin yang lembab, merambat naik hingga menyentuh bagian itu.

"Hei!" Sebuah tepukan ringan pada lengan kanannya, membuat Giandra refleks menoleh. Galvin berdiri di sisinya.

"What? Udah?" tanya Giandra.

FixedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang