Fixed
I'm a shipwreck waiting for you. You're the rock that stopped me going anywhere, anywhere. You're the storm that took me under. Before I know it was you, I was already going down, going down. I was going down, going down.
Alunan lagu dari ponsel Giandra menemani sarapan Galvin dan si empu ponsel. Galvin mengoleskan slay cokelat pada rotinya. Sedangkan Giandra berbaring di atas tikar, bertelanjang dada menatap angkasa.
Waktu pada ponselnya menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi. Namun, pantai ini masih sepi. Setelah bermain air hingga benar-benar basah kuyup tadi, Giandra mengeluh lapar. Lebih dari setengah jam menggendong Galvin ke sana kemari mengejar ombak, tentu saja lelaki itu lapar.
"Nih," Galvin mengulurkan roti isi pada Giandra.
"Thanks," Giandra menerima roti isi cokelat itu. "It's beautiful, isn't it? The bright blue sky in the air?" tunjuknya pada langit cerah di atas sana, "and that great green from that threes over there?" telunjuknya beralih pada rerimbunan pohon di sebelah utara yang membentuk seperti bukit.
"Mmm-hmm. Yang mana makin bikin aku takut kalau ada tsunami dan kita keseret ombak, and... gone."
Giandra terbahak mendengarnya. "Lo ini terlalu banyak takut, Vanilla. Nggak akan ada tsunami, okay?"
"Oh, aku harus takut. Aku masih punya hutang sama—"
"Sstt..." Giandra menempelkan jemarinya pada bibir Galvin. "Tadi kan gue udah bilang, lupain semua beban, hari ini aja. Ini ulang tahun kita."
Galvin mengangguk, ikut berbaring saat tangan lelaki di sampingnya itu menariknya. Sama seperti Giandra, Galvin ikut menikmati biru cerah langit di cakrawala.
"Aku belum pernah benar-benar menikmati langit cerah seperti ini sebelumnya. Mostly, I've spent my birthday inside the building," Galvin menoleh pada Giandra. Pun lelaki itu.
Secara naluri, tubuh keduanya berhadapan, berbaring miring saling menatap. Giandra tersenyum hangat, jemarinya terarah pasti pada anak rambut Galvin yang berantakan, menyelipkannya di balik telinga.
"Lo mau apa untuk ulang tahun lo kali ini?"
"Nggak tahu. Kamu? Apa yang paling kamu pingin di ulang tahun kamu kali ini?"
Giandra mengangkat bahu, "Nggak tahu, mungkin biar nggak jomblo lagi."
"Tadi kamu bilang, 'you got me fixed on you', maksud kamu apa?" Galvin tidak bisa begini terus. Posisi ini begitu rentan. Maka, wanita itu memilih duduk dan mencepol lagi rambutnya yang hampir kering.
Giandra ikut duduk, melahap potongan terakhir roti isi cokelatnya, lalu menjawab, "Gue nggak yakin maksudnya apa, sih. Tapi sejak pertama kita kenal—sejak lo make up-in gue waktu itu, you got me fixed on you. It's like...setiap kita ketemu, gue pingin Fixed—menetap di lo..."
Galvin melongo mendengar penuturan Giandra. Tak butuh waktu lama untuk menyimpulkan maksud ucapan Giandra. Lelaki muda ini menaruh perasaan padanya.
Baiklah, Vanilla, sejak kapan kamu jadi gampang GR?
Galvin menghela napas panjang, "You know I have—"
"Boyfriend? I know. It's just. I can't control that feeling. Gue merasa senang lihat lo. Lega saat tahu lo baik-baik aja. Merasa khawatir saat lo nggak ada kabar, atau kelihatan murung. Maksain senyum padahal hati lo lagi terluka..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fixed
Romance18++ (Revisi) Jangan berekspektasi lebih. 27 September 2019 - 23 September 2020(tanggal tamat) Naskah ini saya repost untuk mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh Penerbit @Grass_Media Fixed (adjectiva) : tetap, menetap. Kehidupan teratur yang di...