18++ (Revisi)
Jangan berekspektasi lebih.
27 September 2019 - 23 September 2020(tanggal tamat)
Naskah ini saya repost untuk mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh Penerbit @Grass_Media
Fixed (adjectiva) : tetap, menetap.
Kehidupan teratur yang di...
Dari sekian ratus yang vote dan komentar, gak adakah yang penasaran siapa R?
Btw, kok aku kepikiran jodohin Galvin sama Pak Alvin aja :(
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ayo, Pulang sama Aku
Lelaki kurus itu memeluk dirinya lebih erat. Sembari mengomel karena orang yang ia suruh membelikan gado-gado tak kunjung muncul. Rizky Bintara, mengumpat saat teringat jaket tebalnya tertinggal di kontrakan Giandra.
Si pemuda bossy itu pun beringsut menegakkan duduk. Ia menoleh ke arah jalanan tempat mobilnya berhenti. Pintu kemudi terbuka lebar. Samar ia lihat si sepupu jauh bukannya kembali ke dalam mobil malah masuk ke sebuah apotek.
"Ih, bukannya ke sini dulu setor gado-gado. Emang si—"
Ucapan Rizky terjeda oleh dering ponsel R yang berada di dashboard mobil. Foto wanita cantik tertera di layar, menarik sisi usil Rizky untuk menyambut panggilan dari...
"LG? Siapa LG? Tukang servis TV? Customer service TV? Oh, hapenya merknya LG, sales hapenya kali," ujar Rizky, sudah siap menerima panggilan dari sales HP R, saat si empu hp tahu-tahu sudah melompat ke kursi kemudi. Menutup pintu, R buru-buru menjalankan mobil. Diabaikannya si bocah tukang ngambek di sebelahnya yang terus bertanya tentang produk LG yang—alah bodoamat.
"Hey, R. Gue nan—"
"Lo diem, bisa gak? Udah sih, kalau ganggu, matiin aja hp gue! Tuh makan gado-gad—"
"Mana?" Rizky menatap R dengan raut kesal.
Sedangkan R menyengir karena gado-gado si sepupu jauh mendarat mengenaskan di jok belakang.
"Nanti gue beliin lagi. Ada yang lebih penting dari itu makanan bersantan." R menyahuti.
"Gado-gado gak pakai santan, oke? Dan what the hell in this world is more important tha—"
"Cewek yang kemarin lo ajak?"
"Mbak Galvin?" Okey, Rizky tertarik.
"Ya, dia. Gue ketemu dia di apotek."
"Terus?"
"Dia beli aspirin sama lexapro." R masih mengemudi sambil berusaha menjelaskan—yang ia yakin Rizky malah bingung.
"..."
Tuh, kan. Bener si bego ini bingung.
R menghela udara. Ia menghentikan mobil karena lampu lalu lintas menyala merah.
"Dia kan lagi hamil, Riz."
Iris sayu Rizky akibat lapar itu membelalak. "Mbak Galvin hamil?! Lo tahu darimana?!" Namun, ia sempatkan memekik sekeras mungkin di telinga R—sengaja, biar budek. Enak aja udah bikin gado-gado gue numplek.