BAB 26 : The Savior

5.4K 498 52
                                    

Nih buat kalian yang selalu vote, komen dan setia nungguin hujan mereda demi lancarnya sinyal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nih buat kalian yang selalu vote, komen dan setia nungguin hujan mereda demi lancarnya sinyal

The Savior

“Oke-oke. Coba lo tenang dulu,” Giandra mengusap bahu kanan Rena. Wanita di depannya itu menghela napas panjang, menatap Giandra, Galvin, dan Rizky bergantian.

“Udah tenang?” sahut Rizky, “Sekarang cerita, kenapa?” si pemuda bossy bersidekap.

“Tim dokumentasi pernikahanku kejebak macet karena ada kecelakaan. Acara akan segera mulai. God! Di mana aku bisa dapat ganti photographer dalam waktu...” Rena melirik jam di ponselnya, “Lima belas menit, Gian!”

“Kata Matt gimana?”

“Jangan sampai Matt tahu. Dia bisa tambah panik.”

“Oke, gini.” Giandra terlihat berpikir. “Ki—”

“I can do it.” sela Galvin, membuahkan tolehan dari si mempelai wanita, Rizky, dan Giandra. “Aku bawa kamera.” Galvin menunjukkan kameranya.

“Nggak-nggak-nggak. Kamu tamu kami, Vanilla.”

Vanilla?” Rizky menyahuti dengan dahi berkerut, “Sorry, tapi siapa si cupcake bernama Van—awh!!” Rizky mengaduh saat kakinya diinjak dengan sepenuh hati oleh Galvin. Ia menoleh dan Galvin memberi gestur agar Rizky diam.

“Nggak pa-pa. Kebetulan aku kerja di sebuah studio. So, serius nggak apa. Aku bisa gantiin sementara—sampai tim dokumentasi kamu datang.”

“Lo serius?” tanya Giandra, menyerupai bisikan.

Galvin hanya mengangguk.
“C’mon, we’re running out of time, aren’t we?”

Rena menatap Giandra dan Galvin bergantan. Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya ia mengangguk. “Thank you so much, Vanilla. Oke, aku akan minta semuanya bersiap.” lalu menghambur ke tengah pesta.

“Jes, Mbak. Untuk apa injakan kaki barusan?!”

“Santai, dude.” Giandra menepuk punggung Rizky.

“Sorry, Riz. Aku nggak bermaksud—oke aku memang bermaksud injak kaki kamu, tapi beneran, aku minta maaf.” sesal Galvin, ia berlutut melihat slip on hitam yang dikenakan Rizky, “Apa rasanya sakit?” Galvin mendongak, dan Rizky mengangguk seperti anak kecil yang kesakitan.

“Udah, deh, nggak usah drama, Riz. Astaga! Lo udah mau 22 tahun!” Giandra mendorong tubuh Rizky, membawa si sulung kembali ke kursi dekat souvenir.

***

“One, two, three, okay.”

Galvin memberi aba-aba untuk foto bersama pengantin. Itu yang hampir satu jam ia lakukan. Wanita itu benar-benar menjadi photographer untuk acara pernikahan Rena dan Matt.

Tak terhitung berapa kali Rena dan Matt berterima kasih pada Galvin. Rena sampai menitikkan air mata saat melihat Galvin sampai melepas heels-nya karena kakinya mulai sakit berjalan ke sana ke mari.

FixedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang