BAB 45 ; Car "Crash"

5.1K 352 52
                                    

BAB 45 ;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 45 ;

Car "Crash"

"Really? Lo beneran hook up sama Rizky?" ucap Giandra dingin.

"Apa?! Giandra, kamu lagi ngigau?"

"Ngigau? Gue lihat lo dan Rizky di dalam mobil sialan ini. Nggak mungkin kalian cuma duduk, kan? Aku akan cari orang lain buat aku cium? Lalu lo manggil, Rizky. Galv, mau lo apa, sih?" serang Giandra. Lelaki itu menatap tajam iris cokelat gelap Galvin. "Lo tahu, gue ninggalin hal penting yang gue kerjain demi bisa segera ke sini karena gue nggak mau lo ngapa-ngapain sama siapapun itu, Galv. Tapi apa? Lo malah ngelakuin itu sama temen gue. Ternyata emang lo nggak sebaik--"

Galvin menggelengkan kepalanya, kemudian menyela, "Ya! Kamu benar, aku memang nggak sebaik itu. Aku memang berengsek karena nempatin kamu di tempat yang nggak seharusnya. Aku seharusnya tetep jaga kamu, menjauh dari masalah aku. Jaga jarak yang aman, seharusnya kamu dan aku tetap antara model dan fotografernya, nggak lebih."

Galvin menghela napas, menyeka genangan air di pelupuk mata sebelum air itu turun, "Aku memang nggak sebaik yang kamu kira. Tapi aku nggak semurahan itu, Giandra. Aku nggak akan hook up--seperti yang kamu bilang tadi, sama semua orang. Mau tau kamu apa yang aku lakuin di dalam mobil sialan ini? Aku minta pendapat teman baik kamu itu. Karena apa? Karena mereka bilang cinta itu boleh buta, tapi jangan sampai telingamu ikut tuli.

"Untuk itu aku minta pendapat Rizky. I already blind cause of loving you. Aku nggak mau sampai ikutan tuli dan akhirnya salah pilih. Kamu tahu? Aku baru akan milih kamu, benar-benar milih kamu. Tapi kayaknya aku harus berpikir ulang." kata Galvin, balas menatap sorot tajam Giandra. "Karena prasangka buruk dari pasanga, adalah hal yang nggak aku butuhkan untuk sebuah hubungan permanen." lanjutnya, lalu melangkah, meninggalkan Giandra yang membatu di tempatnya.

***

Si manik biru itu mengerjap beberapa kali. Otaknya susah payah mencernya inti ucapan Galvin barusan. Wanita itu akan memilihnya katimbang si total super jerk dinkle sphlat? Ia tidak salah dengar, kan? Tidak. Ucapan dengan nada marah itu begitu jelas.

"Aku baru akan milih kamu, benar-benar milih kamu"

Terdengar cukup nyata di telinga Giandra. Jadi, lelaki itu segera berbalik. Melangkah lebar-lebar menyusul wanita yang mulai meninggalkan parkiran. Beruntung, Galvin mengenakan heels sehingga wanita itu tidak bisa berjalan cepat.

Malah, wanita itu kini berhenti karena tarikan kuat tangan Giandra. Tanpa menunggu gerakan menepis dari Galvin, Giandra merangkum wajah wanita itu. Melesatkan ciuman rakus pada bibir tipis rasa mocca itu. Giandra tidak peduli berada di mana mereka sekarang. Ia terus mencium bibir Galvin. Mengungkapkan rasa bersalahnya dalam ciuman yang mulai membuatnya kesusahan bernapas itu.

"I'm sorry," lirih Giandra, melepas pagutannya. Ia lalu mengusap kedua pipi lembut Galvin. "Gue beneran takut lo bakalan main hati sama Rizky. Gue udah cukup tersiksa dalam hubungan ini. Gue--"

FixedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang