BAB 36 ; Why Galvin Sanabia Ladera ?

4.8K 420 51
                                    


BAB 36

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 36

"SURPRISE!!!"

Seruan keras dari beberapa teman satu kelasnya membuat Naima yang tadinya ingin kembali muntah, begitu terkejut. Dan, entah bagaimana, saat ia menoleh ke samping, pemuda yang tadi mengusap punggungnya itu sudah membawa kue ulang tahun dengan lilin angka 19 di atasnya.

"Happy Birthday." ucap Rizky, mengulas senyum tertampan yang ia miliki pada gadis tercantik yang ia sayangi.

Naima menahan sakit perutnya dan menduduk, meniup lilin itu dengan sekali tiup.

"Makasih," lirihnya, menghambur memeluk Rizky, "Aku bener-bener terkejut."

Rizky mengulurkan kuenya pada Giandra, dan balas merengkuh kekasihnya. Momen yang tidak lepas dari bidikan Galvin. Senyum wanita itu terus terukir. Memori membawanya pada perayaan ulang tahun Belia di studio bulan lalu.

"See? Mereka pelukan juga di lingkungan edukasi ini," Giandra berbisik, membuat Galvin menoleh ke arahnya.

"Itu beda."

"Apa bedanya?"

Galvin hanya merotasikan bola mata, lalu kembali mengabadikan momen ulang tahun Naima.

***

Kue ulang tahun beraroma mangga itu sudah habis beberapa menit yang lalu. Luar biasa, Naima adalah satu-satunya orang yang menghabiskan kue berdiameter 25cm itu. Teman-teman Naima mendapat jatah cupcakes dan nasi kotak dari Rizky. Pun dengan Galvin. Si photographer itu memasukkan kameranya ke dalam tas, dan berjalan menghampiri si gadis ulang tahun.

"Hai," sapa Galvin seraya mengulurkan tangannya. Naima menoleh, "Selamat ulang tahun, Naima."

Naima menyambut uluran tangan itu, "Terima kasih, Mbak. Makasih banget juga udah mau direpotin sama Rizky."

"Nggak repot kok." Galvin mengambil duduk di samping Naima setelah jabatan tangan itu berakhir, "So, kamu masih 19 tahun dan sekelas sama Rizky?"

"Dalam beberapa mata kuliah, kami sekelas. Dia asisten dosen."

"Oh. Great!"

"Maaf tadi aku nggak sisain Mbak kuenya, hehe."

"Santai aja. Nggak apa." Galvin terkekeh sejenak, "So... Naima Oliviera? Itu nama lengkap kamu?"

"Yap. Bukan nama yang aku inginkan sih. I mean, aku selalu pengen punya nama belakang yang gampang diucapkan aja. Naima Lee, misal. Oliviera is really hard to spell."

Galvin terkekeh, menyetujui pemikiran Naima.

"Aku dulu juga punya nama belakang yang susah dieja. Lucky, someone who saved my life change it." Galvin berucap, mengulas senyum tipis, mengingat bagaimana pagi itu Arjun dengan lantang memberinya nama baru. Nama yang sekarang menjadi namanya, Galvin Sanabia Ladera.

FixedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang