BAB 61 ; No Goodbyes - Bagian 1

1.7K 274 298
                                    

PACARNYA MINYAK TELON KALAU ENGGAK NONGOL DI PART INI AKU BLOKIR!

TEMBUS DUA RATUS KOMEN AKU LANGSUNG UP BAB SELANJUTNYA


No Goodbyes part 1

"Mbak gak pengen ketemu Pak Arjun?"

Pertanyaan Rizky membuat hati Galvin mendadak nyeri. Ia sebenarnya sangat ingin menemui prianya itu—mantan prianya itu. Namun, teringat segala luka yang telah ia gores ke hati Arjun, Galvin merasa tidak punya nyali lagi.

Maka, Galvin menggeleng mantap. "Gak."

"Mbak..."

"Rizky, setelah apa yang udah aku lakukan sama Arjun, aku merasa gak pantas ketemu sama dia."

"Justru karena banyak hal udah Mbak laluin bareng Pak Arjun, Mbak harus ketemu sama dia."

"And why?"

"Don't you realize? You guys have an unfinished stuff."

"Unfinished stuff, seperti apa?"

Rizky menghela napas panjang. Mengambil satu kurma dan memakannya, ia kemudian menjawab, "Berdamai? Iya mungkin kalian gak bisa bersama—Mbak gak mau bersama Pak Arjun lagi. Tapi, gimanapun juga, kalian pernah dekat dan punya perasaan yang sama. Kalian pernah begitu baik dan saling menyayangi. Apa harus seperti ini akhirnya, Mbak?

"Kalau pun memang Mbak ingin tetap berakhir, kan bisa Mbak mengakhirinya dengan baik-baik. Kasih kepastian ke Pak Arjun kalau Mbak straight pada keputusan Mbak. Bilang ke dia untuk berhenti mengejar dan mencari Mbak. Pak Arjun juga layak bahagia dan tenang. Iya, move on mungkin akan susah dia lakukan. Tapi, kalau Mbak mengakhirinya dengan baik, dia gak akan merasa se-hopeless sekarang," tutur Rizky.

"Se-hopeless sekarang?" Galvin menyahuti, penasaran.

"Minggu lalu, Rizky gak sengaja lihat Pak Arjun, dan dia gak dalam kondisi baik-baik aja. Please, Mbak, akhirilah baik-baik juga. Dia... layak buat tahu."

"Kalau aku hamil?"

"Kalau Mbak hamil, dan Mbak baik-baik aja."

Galvin menggeleng. "Dia gak akan lepasin aku, Riz."

"Kalau gitu, kasih tahu dia buat lepasin Mbak. Yakinkan Pak Arjun buat lepasin Mbak."

"Giandra? Kalau Arjun tahu apa yang dilakukan Giandra ke aku, Arjun gak akan tinggal diam. Arjun gak akan lepasin Giandra." Galvin memandang Rizky khawatir.

"Giandra..." Rizky menghela napas, "Jujur sih, biarin aja Giandra dihajar Pak Arjun sampe mampus."

"Rizky..."

"Atau paling gak biarin Giandra wajahnya jadi jelek kayak Maui."

"Riz!"

"Rizky yakin, Pak Arjun akan dengerin keputusan Mbak, dan akan lakuin apa pun itu permintaan Mbak."

"Menurut kamu gitu?"

Rizky mengangguk mantap. "Temui Pak Arjun, ya?"

Galvin diam. Dia hanya menatap Rizky, menerawang. Ia merenungi ucapan lelaki yang menatapnya memohon itu. Ya, Rizky benar. Galvin harus mengakhiri hubungannya dengan Arjun secara baik-baik.

Galvin baru akan mengiyakan permintaan Rizky, ketika lelaki itu kembali berujar, "Rizky berencana pindah rumah ke luar kota minggu depan, Mbak."

"Pindah?"

Entah mengapa Galvin mendadak merasa kehilangan mendengarnya, seperti tidak terima.

"Tapi Mbak bisa ikut Rizky. Memulai hidup baru. Maksud Rizky, jelas Rizky gak akan tinggalin Mbak gitu aja. Mbak harus ikut Rizky. Oleh karena itu, Rizky minta sama Mbak buat temui Pak Arjun. Setelah urusan Mbak sama Pak Arjun selesai, Rizky janji, akan benar-benar nyembunyiin Mbak."

FixedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang