Halo, Selamat hari Minggu. Wah, puasa bentar lagi. Semoga corona segera pergi yaa
--selamat membaca--
(mulmed jangan lupa dibuka)Hancur Lebur part 2
"Kalau saran Belia, jawab aja dulu lamaran Pak Arjun. Kalau memang apa yang Mbak dan Giandra lakukan punya kesan di benak Mbak, tolak aja lamaran itu. Mbak nggak perlu bilang jujur—ya meski pepatah bilang kejujuran adalah segalanya, tapi sementara, Mbak harus main aman dulu." Setengah berbisik, Belia menasehati Galvin, "Mbak bilang aja lagi pengen nuntasin resolusi ulang tahun Mbak tahun ini. Apa gitu... pergi keliling dunia, ngabadiin gambar menara pisa dari atas helikopter, atau apa gitu." lanjutnya.
Galvin melongo beberapa detik. Kemudian, terkekeh pelan. "Aku nggak pernah punya resolusi, Belia."
"Kalau gitu buat aja. Nih, ya, Mbak. Misal aku, dulu pas masih awal tahun, aku pengen banget tahun ini beli mobil baru. Tapi yang terjadi malah aku buka clothing line, sesuai saran Rizky. Seperti yang sering disebut orang-orang, manusia hanya berencana, Tuhan yang menentukan. Hati kita boleh ada di dalam diri kita, tapi tetap Tuhan yang memilikinya. Tetap Tuhan yang maha membolak-balikkan hati manusia."
Galvin tersenyum pedih mendapati kenyataan bahwa ucapan Belia barusan sangat benar. Beberapa tahun yang lalu, ia boleh saja memimpikan dilamar Arjun, namun saat ini, hal itu terasa seperti mimpi buruk. Bukan untuknya, melainkan untuk Arjun. Saat ini, diam-diam Galvin merapalkan doa, memohon pada Tuhan agar ia tidak perlu menumbuhkan satu kebohongan lagi agar bisa menolak Arjun. Meski Galvin ragu, apakah doa dari manusia seberengsek dirinya akan dikabulkan oleh Tuhan atau malah ditertawakan.
***
Iris biru itu menengadah, menatap matahari di langit yang begitu kejam memancarkan hawa panasnya ke bumi. Ingin rasanya ia kembali ke dalam mobilnya, menyejukkan diri sembari menelpon wanita yang setengah mati sudah ia rindukan. Giandra menghela napas, menyeret langkahnya memasuki pelataran Stalker Production House—rumah produksi tempatnya magang. Ini adalah minggu terakhirnya melaksanakan program internship. Namun sialnya, di minggu terakhirnya ini, Giandra malah kebagian shift siang.
Caitlin Amithy, bos rumah produksi itu meminta Giandra menggantikan Jeff—suami Caitlin yang harus ke luar kota menghadiri pemakaman salah satu partner kerja Stalker PH. Untung saja, Giandra lumayan menyukai pekerjaannya di rumah produksi ini. Menerjemahkan film-film besutan Stalker Production House cukup mudah bagi si bule. Entah itu dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris, maupun sebaliknya.
Tempat kerja yang nyaman dan seluruh pegawai yang ramah membuat Giandra menyukai magang di sini. Bahkan, artis senior sekelas Gangga Argananta yang dulunya mantan pemilik saham rumah produksi ini mengatakan bahwa iris biru itu bisa langsung bekerja di sini begitu lulus kuliah.
"Siang." sapa Giandra begitu sampai.
Beberapa kru yang sudah siap untuk melakukan take mengangguk dan membalas sapaannya. Pemuda magang itu kemudian tersenyum ramah pada beberapa orang yang ada di lobi sebelum mojok ditemani ratusan lembar naskah film yang harus ia terjemahkan.
Sebuah pesan dari Galvin mengulur niat Giandra untuk segera menyentuh pekerjaannya.
Galvin : will be home alone tonight. Call me?
Sembari tersenyum, Giandra membalas...
Giandra : gue dapet shift siang. Istirahat makan malam gue telpon. Pakai baju yang seksi, okay?
Sent. Ceklis dua berwarna biru. Kemudian emoji bikini ia terima dari wanita yang ia rindukan itu. Hal yang membuat Giandra mengembangkan senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fixed
Romance18++ (Revisi) Jangan berekspektasi lebih. 27 September 2019 - 23 September 2020(tanggal tamat) Naskah ini saya repost untuk mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh Penerbit @Grass_Media Fixed (adjectiva) : tetap, menetap. Kehidupan teratur yang di...