Bagi sebagian orang hidup adalah sebuah kebahagian, mereka dapat mewujudkan setiap keinginan mereka bahkan tanpa perlu bekerja keras, Seakan-akan semesta selalu berpihak pada mereka. Tetapi bagi sebagaian lainnya hidup tentu tak seberuntung itu, jangankan mendapatkan keinginan dengan mudah, dengan bekerja sangat amat keras pun mereka belum tentu bisa mendaptkannya. Dunia Nampak terlalu kejam bagi mereka. Mereka yang hidupnya tak beruntung bahkan tak sempat memikirkan kebahagian, yang mereka tau hanyalah memikirkan cara untuk mampu bertahan satu hari lagi, begitu seterusnya.
Dan Monica Larissa adalah satu dari golongan manusia yang kurang beruntung itu. Dengan wajah biasa dan tubuhnya yang gempal tentu saja membuatnya sulit memenangkan banyak perhatian, ia seringkali kalah dalam berbagai hal. Penghinaan,sindirian, menjadi bahan perbandingan sudah menjadi makanan Monica sehari-hari. Ia tak aneh jika banyak orang lain yang suka mengatai dirinya atau menjadikannya pilihan terakhir dalam hal-hal baik. Bagaimana mungkin orang lain tidak melakukan itu jika keluarganya sendiri melakukan hal yang sama. Ibunya yang terus membandingkannya dengan sang adiknya, Keluarganya yang hanya menatap hal buruk dari diri monica tanpa pernah memandang kebaikan Monica Atau memang Monica tak memiliki hal baik apapun.
Di usianya yang sudah 25 tahun Monica baru saja menyandang gelar sarjananya. Hal itu di sebabkan karna Ia yang harus berkuliah sambal bekerja. Ia bukan anak pintar yang mampu berkuliah dengan beasiswa seperti adiknya,bukan juga anak orang kaya yang bisa di bayari penuh oleh orang tua. Sejak kepergian ayahnya mau tak mau Monica menjadi tulang punggung bagi keluarganya, ya meskipun di bantu oleh Ibunya yang membuka warung makan.
Hidupnya yang terbilang sulit dan keras membuat Monica tak percaya dengan ap aitu keajaiban, hanya saja Ia yakin satu hal bahwa jika Ia terus bekerja keras dan melakukan semua hal dengan tulus Ia pasti akan mendapatkan kebahagian. Ya,monica mempercayai itu. Meski belakangan kepercayaan itu pun perlahan memudar.***
Monica membawa banyak tumpukan file dan meletakan di atas meja kerjannya. Monica sudah bekerja di tempat ini kurang lebih 5 tahun. Ya, sejak Ia memutuskan untuk keluar dari kampus negeri dan masuk ke kampus swasta kelas karyawan agar bisa berkuliah sambil bekerja. Diantara semua hal buruk dalam hidupnya, Monic masih memiliki satu hal baik yang sangat Ia syukuri. Mungkin satu-satunya hal yang membuatnya mampu bertahan hingga detik ini, Denis.
Denis Adhiswara, Pria yang sudah monica kenal sejak delapan tahun lalu. Pria yang sangat baik menurut Monica, bagaimana tidak jika hanya Denis yang mau untuk menjadi temannya. Ia sangat menyanyangi Denis, bagi Monica Denis sudah selayaknya saudara kandung, bahkan Monica lebih sayang kepada Denis dibandingkan kepada Magisha,adik kandungnya.
Setiap kali melihat Denis, Monica merasa lebih beruntung. Denis memiliki kehidupan yang lebih susah dari monica. Ia sama seperti monica sudah tidak lagi memiliki ayah dan hanya ada ibunya yang terus berusaha menghidupi dirinya juga ke empat adiknya. Denis dating dan berkuliah di Jakarta berkat beasiswa penuh yang Denis dapatkan. Niatnya jelas,ia ingin merubah kehidupannya.
Sama-sama datang dari keluarga yang susah membuat Denis menjadi akrab dengan Monica. Monica ingat bagaimana Denis datang ke kampus dengan pakaian yang sudah sangat usang. Mereka saling bercerita banyak hal, hingga suatu hari terjadi sesuatu pada Denis juga Monica, mereka terancam tidak bisa melanjutkan kuliah mereka. Monica menentang Denis yang ingin berhenti, Ia memilih untuk mengundurkan diri dari kampus dan bekerja untuk membantu kehidupan keluarganya dan juga untuk membantu Denis agar dapat bertahan dengan kuliahnya.
Denis yang cupu dan kampungan perlahan berubah menjadi pria yang mempesona dan tampan, meski begitu persahabatan mereka tetap berlanjut.“Semangat..!” ucap pria tampan lengkap dengan pakaian formalnya dan menepuk pundak Monica. Ya, Pria itu adalah Denis yang saat ini bekerja satu kantor dengan Monica. Tentu saja adanya Denis di kantor itu tak lepas dari peran Monica. Monica lah yang membantu Denis untuk bekerja di sana dan saat ini Denis memiliki posisi lebih tinggi dari monica, tentu saja karna Denis yang sudah S1 lebih dulu saat melamar pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn (Never lose hope)
Fantasy"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk orang lain tetap menganggap hidupnya hanyalah sebuah lelucon. "Apa menurut mu hidup ku lelucon? Apa menurut mu rasa sakit ku adalah mainan...