Dengan setengah berlari Monica memasuki sebuah restaurant matanya mencari orang yang Ia tujui. Setelah mengetahui dimana orang itu Monica pun menghampirinya.
Melihat kedatangan Monica di meja makannya membuat Richard menghentikan makannya. Ia kaget tentu saja karna seingatnya Ia tak meminta Monica untuk ke sana.
"Hai Monica.." Sapa Lusi Ramah
"Iya bu.." Ucap Monica dan tersenyum .
"Kamu ngapain di sini?" Tanya Richard dingin.
"Ibu meminta saya untuk mengantar ini pak" ucap Monica dan memberikan berkas kepada Ibu Richard.
Richard melirik marah kepada ibunya tangannya mengepal erat di atas meja.
"Tunggu saya di depan" ucap Richard
"Emm.. Saya langsung pulang saja ya pak..di depan juga sudah ada.."
"Tunggu saya di depan!" Bentak Richard. Ia tak marah pada Monica,Ia sedang marah dengan Ibunya saat ini.
Dengan hati-hati Monica pun meninggalkan meja Richard.
Richard sudah akan bangkit dari mejanya namun Ibu Richard menahan tangan Richard.
"Duduk dan habiskan makanan mu"
Lusi hanya menatap bingung kepada keduanya. Ia tau Richard marah yang Ia tidak tau adalah mengapa Richard harus marah hanya karna seketarisnya yang datang ke tempat ini.
"Mommy sudah tau bukan?" Tanya Richard dengan wajah mengerasnya.
"Apa maksud mu,habiskan saja makanan mu. Ada calon istri mu di sini"
Richard tertawa sinis, Ia menoleh pada Lusi. "Apa kau juga tau?"
"Tau apa?"
"Berhentilah berpura-pura kalian sangat memuakkan" ucap Richard
"Aku sungguh tidak mengerti..Rich" ucap Lusi
"Diam! Jadi karna itu kamu bersikap baik padanya?"
"Richard, Lusi tidak tau apapun" ucap Ibu Richard
"Yang artinya mommy tau!"
"Ya,terus kenapa? Dia hanya salah satu mainan mu kan. Dan sekarang mommy minta kamu berhenti bermain!"
Richard kembali tersenyum sinis. Hatinya terluka mendengar Monica di sebut seperti itu.
"Aku sedang berpikir ingin melanjutkan pernikahan ini dan tetap dengannya. Atau meninggalkan semua ini dan benar-benar dengannya. Yang artinya apapun yang terjadi aku tidak ingin meninggalkannya"
"Cukup Richard!" Ucap Ibu Richard
Richard menganggukan kepalanya. "Benar, cukup. Hari ini aku mengerti apa yang harus aku lakukan. Aku tidak bisa menyakitinya" ucap Richard
"Dan kamu memilih menyakiti hati keluarga mu?"
Richard terdiam, Ia sungguh tak bermaksud seperti itu.
"Dia hanya wanita yang baru datang dalam hidup mu. Dia tidak baik untuk mu! Lusi jauh-jauh lebih baik dari dia.."
Richard menoleh kepada Lusi lagi. "Apa kamu benar-benar ingin melanjutkan ini? Kamu tau bukan aku tidak mencintai mu?"
"Richard!"bentak Ibu Richard
"Wanita tadi adalah kekasih ku. Dan aku sangat amat mencintainya. Kalau kamu juga menghalangi ku,aku tidak hanya tidak mencintai mu. Tapi juga akan sangat membenci mu" ucap Richard
Mata Lusi berkaca-kaca. Jujur saja Ia sudah mengaggumi dan mencintai Richard sejak lama meskipun Richard tidak tau.
"Richard, berhentilah berbicara aneh hanya karna wanita murahan seperti itu!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Turn (Never lose hope)
Fantasy"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk orang lain tetap menganggap hidupnya hanyalah sebuah lelucon. "Apa menurut mu hidup ku lelucon? Apa menurut mu rasa sakit ku adalah mainan...