Setelah huru-hara sarapan bersama Monica dan Richard pun keluar dari rumah Monica untuk berangkat kerja. Monica melangkah cepat meninggalkan Richard. Namun kaki Richard yang panjang tentu saja mempermudah dirinya menyusul Monica.
"Mobil ku sebelah sana"
"Siapa bilang kita akan naik mobil pak Richard" ucap Monica jutek yang masih berjalan cepat.
"Aku bilang aku akan mengantar mu?"
"Ya ini kamu sedang mengantar ku"
"Mobil ku di sana"
Monica masih terus mengabaikan Richard. Hingga Richard menarik tamgannya membuatnya mengerem mendadak dan menabrak tubuh Richard.
"Apa?"tanya Monica galak
"Aku bilang mobil ku di sana"
"Aku tidak mau naik mobil mu"
"Kamu membantah ku?" Tanya Richard
"Ahh.. Sekarang bapak sedang memerintah saya sebagai seketaris? Bukankah di dalam tadi bapak mengaku sebagai pacar saya?"
"Apa kalau aku memerintah mu sebagai atasan kamu akan naik mobil ku?"
"Tidak, ini masih satu setengah jam dari jam kerja ku.. " ucap Monica dan melepaskan diri dari Richard. Lalu kembali meninggalkan Richard.
"Jadi kamu benar-benar tidak akan naik mobil ki?"
Bukannya menjawab Monica justru melambaikan tangannya. Richard mengeram gemas. Ia mengacak-acak rambutnya sendiri lalu berjalan ke arah yang berlawanan dari monica untuk beberapa langkah sebelum akhirnya ia kembali menyusul Monica.
"Lalu kamu mau naik apa hah?"
"Busway..tentu saja" ucap Monica dan menaiki tangga halte.
"Aku tidak pernah naik angkutan umum seperti ini.."
"Aku tidak meminta mu mengikuti ku" saut Monica namun diam-diam mengulum senyumnya. Ia tentu saja tau bahwa Richard pasti akan mengikutinya.
"Kamu mengerjai ku kan? Kamu sengaja kan?" Ucap Richard yang kini memblokir langkah Monica. Mereka tentu saja menjadi perhatian orang-orang yang juga akan menggunakan angkutan itu.
"Sudah terasa bedanya? Hidup ku dan hidup mu? Lalu apa kamu menyesal dan mau menyerah?"
"Jadi ini rencana mu untuk membuat ku mundur? Ada apa sih dengan mu? Kamu juga menyukai ku kenapa keras kepala sekali menyuruhku mundur?"
"Karna aku tidak mau terluka lagi"
"Tau dari mana kamu akan terluka? Lagi pula kapan aku pernah melukai mu hah?"
Monica melirik kanan dan kirinya. Beberapa pasang mata menatap penasaran pada mereka.
"Menyerahlah sekarang sebelum semakin jauh Rich.. Dan tolong jangan dekati keluarga ku. Aku takut mereka akan terluka karna terlalu berekspetasi padamu." Ucap Monica yang kali ini terdengar serius.
Richard menatap Monica tak kalah serius.
"Kamu mau kita naik ini? Ayo" ucap Richard dan menggandeng atau lebih tepatnya menarik tangan Monica untuk masuk ke dalam shelter busway.***
Richard jelas sekali nampak tak nyaman di dalam bus transjakarta yang penuh sesak itu."Apa kita tidak bisa menunggu bus yang lain?"
"Aku akan telat nanti. Boss ku kan galak" gumam Monica.
Ricgadd mengusap lehernya sendiri yang merasa berkeringat. Belum lagi banyak mata yang terus menerus memandang ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn (Never lose hope)
Fantasy"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk orang lain tetap menganggap hidupnya hanyalah sebuah lelucon. "Apa menurut mu hidup ku lelucon? Apa menurut mu rasa sakit ku adalah mainan...