Risa mendongak menatap hujan Yang turun saat Ia Dan Richard akan segera menuju ke mobil setelah Richard mengantarnya untuk menuruti keinginan calon bayi mereka memakan roti bakar.
"Sayang hujan.." Ucap Risa dan mengelurkan tangannya agar terbasahi oleh air hujan. Richard menggapai tangan Risa,menyelipkan jarinya di antara jari Risa lalu menarik tangan Risa agar tak kena air hujan.
"Jangan begini nanti kamu sakit.. "
"Protactive sekali anda.." Ledek Risa
"Kamu tunggu sini ya.. Aku ambil mobil dulu" ucap Richard dan berlari menorobos hujan. Bukannya mendengarkan omongan Richard, Risa justru ikut berlari di belakang hingga mobil Richard.
"Sayang.. Kamu apa-apan sih.. Cepet masuk" ucap Richard panik dan dengan cepat membuka kunci pintu mobilnya.
Berbanding terbalik dengan Richard yang tampak khawatir,Risa justry meringis senang.
Richard ikut masuk ke dalam mobil.
"Kamu apa-apaan sih..? Kamu jadi basah kan" ucap Richard. Ia mengambil tisue dan membantu mengeringkan tubuh Risa.
"Aku ngga papa.."ucap Risa
"Jangan gitu dong sayang, kalau kamu sakit gimana? Liat tuh jaket kamu dan rambut kamu basah gitu.." Ucap Richard yang kini lebih mendekatkan dirinya karna membantu mengeringkan rambut dan wajah Risa.
Risa menatap Richard yang kini wajahnya sangat dekat dengan lekat.
"Sayang.." Panggil Risa
"Hmm.." Jawab Richard yang terus fokus mengeringkan rambut Risa
Risa menempelkan tangannya pada pipi Richard. Kemudian tersenyum senang.
"Wah.. Kamu hangat"
"Kamu sering bilang itu" ucap Richard
Risa tersenyum lagi dan mengangguk. "Kalau nanti waktu aku melahirkan kamu hanya bisa menyelamatkan satu, siapa Yang akan kamu selamatkan? "
"Jangan ngaco" ucap Richard
"Aku serius.. "
Richard menghentikan kesibukannya, Ia menatap Risa serius dan dalam.
"Denger aku , kalian berdua akan baik-baik saja. Aku akan memastikan kalian baik-baik saja" ucap Richard tegas.
"Ya kan seandainya.."
"Tidak ada seandainya yang konyol!" Ucap Richard. Ia memasangkan sabuk pengaman pada tubuh Risa.
Lalu akan kembali duduk dengan benar namun Risa menahan tangan Richard.
Tanpa aba-aba, Risa mengecup bibir Richard begitu saja.
"Kamu harus memilik anak kita. Harus" ucap Risa yang sudah kembali duduk bersandar dengan nyaman di kursinya.
Richard hanya terus menatap Risa tanpa bisa mengatakan apapun. Bagaimana mungkin Ia bisa memilih antara Risa dan anaknya.
"Ayo pulang.." Ajak Risa.
***
Risa benar-benar tak ingin menyia-nyiakan waktunya dengan Richard. Kapan pun Ia memiliki kesempatan berdua dengan Richard dia akan melakukannya.Seperti sore ini, Ia dan Richard menghabiskan waktu bersama di salah satu mall milik Richard. Risa berjalan dengan terus memeluk lengan Richard manja.
"Sayang kita beli, cheese cake oreo yuk" ajak Risa dan Richard pun hanya menurut.
Risa membawa Richard ke tempat penjual kue kesukaanya itu. Ia sudah akan masuk ke dalam kalau saja Ia tak melihat sesorang yang sangat Ia kenal duduk di sana.
Di depan pria itu ada satu piring berisi cake yang belum di sentuh sama sekali. Tak ada Yang di lakukan pria itu selain hanya diam Dan menatap kursi kosong di hadapannya seakan kursi tersebut terdapat seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn (Never lose hope)
Viễn tưởng"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk orang lain tetap menganggap hidupnya hanyalah sebuah lelucon. "Apa menurut mu hidup ku lelucon? Apa menurut mu rasa sakit ku adalah mainan...