Bab 56

3.3K 351 12
                                    

Richard membukakan pintu untuk Monica.  Monica pun keluar dari mobil Richard.

"Kamu ngga perlu seperti ini" ucap Monica

Richard tak merespon Monica,Ia justru melihat rumah Monica di hadapannya.

"Ini rumah mu?" Tanya Richard

"Kenapa? Terlalu kecil?'

Richard menggeleng, "kamu tinggal sama siapa saja di sana?"

"Ibu dan adik ku"

"Euhm..sepertinya ini cukup untuk bertiga" jawab Richard bimbang.

Monica tersenyum tipis. "Ini bukan rumah ku.." Ucap Monica dan mulai berjalan. Ia masuk ke dalam gang.

Richard menghela napasnya lega. "hah..untunglah aku pikir ini rumah mu"

"Untung? Aku justru ingin sekali memiliki rumah seperti itu.." Ucap Monica yang menghentikan langkahnya.

Richard ikut berhenti dan kini melihat rumah yang jauh lebih kecil dar rumah pertama. Rumah itu berada tepat di belakang rumah tadi.

"Ini rumah ku"

Terkejut tentu saja, rumah yang tak lebih lebar dari apartementnya itu bahkan lusuh di akui sebagai rumah Monica.

"Iya Richard.. Aku semiskin itu. Masih berani ingin memiliki ku?"

Richard menggaruk leher belakangnya. Bukan dirinya yang Ia takuti. Tetapi ibunya,bagaimana Ia akan menceritakan tentang Monica.

"Pulanglah.." Ucap Monica.

Richard menatap Monica yang tersenyum padanya. Tiba-tiba saja keberanian itu kembali muncul.

"Aku masih berani untuk memiliki mu"

Monica menganggukan kepalanya.."pulang sudah malam"

"Aku jemput besok"

"Oke.." Ucap Monica tanpa penolakan, membuat Richard menaikan satu alisnya merasa heran.

"Tumben.."

"Besok datang setengah 6 pagi dan gunakanlah supir. Aku masuk ya.." Ucap Monica dan meninggalkan Richard Yang belum menjawab ucapan Monica. 

Sekali lagi Richard menatap rumah itu.  Terlalu senjang antara dirinya dan Monica. Ia sungguh tidak tau bagaimana cara mempertahankan Monica hanya saja Ia pun tak mampu melepaskan Monica.

***
Monica sudah berganti pakaian tidur. Ia juga mencoba untuk tidur, namun tak bisa. Ia menatap pesan-pesan yang di kirim Richard. Namun bukannya membalas, Monica memilih meninggalkan ponselnya di dalam kamar dan Ia pun keluar menuju kamar Ibunya.

Ia mengetuk dua kali namun tak juga ada jawaban. Membuatnya memutuskan untuk masuk saja. Adik dan Ibunya sedang tidur bersama. Tanpa berfikir panjang Monica menyelipkan diri di antara Ibu juga adiknya. Membuat keduanya terbangun.

"Ah.. Ah..mba Monic tangan aku ke jepit" ucap Magisa dan menarik tangannya.

"Kamu ngapain sih? Nyelip-nyelip kaya kecil aja" omel sang Ibu. Namun bukannya menjawab Monica hanya memiringkan tubuhnya dan memeluk sang Ibu.  Ia juga menarik tangan Magisa agar berada di pingganya. 

"Kamu kenapa sih?"

Monica menggeleng, Ia memejamkan matanya.  Hatinya Yang gelisah mendadak nyaman.  Ia bahkan mengabaikan rasa sempit Yang ada di sana. 

"Magisa ke kamar aja deh"

Monica menahan tangan Magisa.  "Disini saja malam ini.. "Pinta Monica tanpa membuka matanya.

Turn (Never lose hope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang