Richard melipat tangannya, Ia tersenyum memperhatikan monica yang nampak sibuk karna sedang ada besar di hotel mereka. Jujur saja meski sering kesal dengan semua pembangkangan monica perlu Richard akui,monica adalah seorang pekerja keras dan sangat cepat belajar.
Kesenangan Richard terganggu saat Ia melihat sedikit keributan di sana. Seorang pelayan tanpa sengaja menabrak adiknya yang baru saja datang dan menumpah beberapa gelas jus ke baju Willy.
Dengan tanggap Monica mendekat dan membantu Membersihkan baju Willy. Richard mencebik gemas, hal itu adalah yang pernah monica lakukan untuk dirinya. Ia pun mendekat kepada Willy juga monica.
"Pak..maaf pak saya tidak sengaja"
"Ngga papa.. Lanjutkan kerja mu" ucap Willy dan meminta pelayan itu pergi.
"Bapak harus masuk ke dalam sekarang kan? Tidak bawa baju ganti ya pak?"
Willy menggeleng, Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Bagaimana ya..?"
"Di ruangan pak Richard ada kemeja ganti, bapak mau pakai?"
"Bukankah harusnya kamu izin dulu ke saya?" Cibir Richard.
"Iya pak maaf, tapi tidak ada waktu"
"Ayo kita ambil saja" ucap Willy dan menarik tangan monica.
Monica pun tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti langkah willy.
...
...Ketigannya sudah berada di ruang Richard. Richard duduk di pinggir mejannya dan menatap ke arah Willy Yang mulai panik. Ia bahkan tidak bisa mengikat dasinya sendiri.
"Salah mu sendiri kenapa datang dengan waktu yang sangat mepet"
"Kalau aku bisa pake pesawat pribadi kaya kaka, aku ngga akan telat" rajuk Willy.
"Ah.. Bagaimana sih ini" bengak Willy kesal saat tak juga bisa mengikat dasinya.
Monica yang semula sedang merapikan pakaian bekas willy pun mendekat mendahului Richard yang juga berniat membantu.
Monica membenarkan dasi Willy yang tentu saja membuat Richard kesal. Ia bahkan memutar bola matanya sendiri. Mereka nampak sedang terang-terangan selingkuh di hadapannya.
"Tarik nafas mu pak, ini bukan speech pertama mu" ucap Monica dengan terus merapikan dasi Willy. Ia bahkan membantu willy memakai jas yang sedikit kebesaran karna tubuh Richard yang lebih berisi.
Tangan Monica mengambil tangan Willy, lalu meletakan marshmellow cantik dengan bungkus pink itu.
"All is well.. Good luck" ucap Monica dan tersenyum. Senyum yang menular pada Willy. Karna kini Willy merasa membaik dan ikut tersenyum tipis.
"Apa kau tidak akan cepat keluar dari sini?" Celetuk Richard.
Willy pun tersadar dari kekagumannya pada Monica. "Kita bicara nanti.. Thank you" ucap Willy dan meninggalkan Monica juga Richard dengan berlari.
Monica akan kembali merapikan pakaian bekas Willy namun tangannya di cegat oleh Richard.
"Kamu sengaja bukan?"
"Sengaja?" Tanya Monica bingung.
"Iya sengaja? Ingin merayu Willy bukan?"
Monica menghela napasnya malas, Ia sungguh engga menanggapi ocehan Richard. Monica sudah akan berjalan namun lagi-lagi tangannya di tarik. Kini Monica justru telah bersandar pada pinggir meja kerja Richard, kedua tangan Richard mengurung Monica agar tak pergi. Ia juga membungkukan sedikit tubuhnya agar semakin dekat dengan Monica.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn (Never lose hope)
Fantasy"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk orang lain tetap menganggap hidupnya hanyalah sebuah lelucon. "Apa menurut mu hidup ku lelucon? Apa menurut mu rasa sakit ku adalah mainan...