Dengan membawa barang-barangnya Monica pun kembali ke rumah. Seharusnya Ia tak bertahan di sana selama ini. Seharusnya Ia menghindari Richard sejak awal. Ini salahnya, Richard sangat amat berhak menyalahkannya.
Monica masuk ke dalam rumahnya dan semua barang di di dalam kardusnya terbanting begitu saja saat Monica melihat ibunya yang terbaring di lantai. Monica mendekat kepada sang ibu yang nampak sangat pucat tak sadarkan diri,ada darah kering di dekat lubang hidung sang ibu. Monica dengan cepat menghubungi Ambulan lalu Denis dan juga Magisa.
...
...Sepanjang perjalanan di dalam Ambulance Ia terus memegangi tangan ibunya dan meminta maaf. Ini salahnya karna sempat berfikir akan menukar sang ibu lagi dengan Richard.
"Mah bangun mah.. Monic janji Monic ngga akan dekat lagi dengan Richard. Monic ngga mau menukar mama dengan apapun. Monic sudah meninggalkan Richard dan mama ngga boleh pergi.." Isak Monica pada ibunya yang nampak kritis. Ia tentu sangat takut sekarang. Jauh lebih takut dari sebelumnya. Jika dulu Ia tau ibunya sudah tidak ada tapi dia tidak pernah melewati hal semenakutkan ini. Monica masih ingin lebih lama lagi dengan sang ibu.
Mereka sampai di rumah sakit Dan sang ibu pun langsung di tangani, tak beberapa lama Magisa dan Denis pun datang.
Magisa memeluk Monica dan menangis di sana.
"Maafin magisa kak.. Magisa udah mau bilang sama kakak,tapi mamah ngelarang.." Isak Magisa.
Monica tak mengatakan apapun, Ia hanya terdiam di tempatnya sangat amat ketakutan.
Jika ibunya harus pergi ini pasti karna salahnya. Karna Ia yang terlalu lama bimbang memilih antara ibunya atau Richard.
...
...Monica mendekat kepada sang ibu yang sudah tersadar dan terbaring lemah. Ia menggenggam tangan sang Ibu yang kini tersenyum kepada Monica.
"Maafin mama ya.." Ucap sang ibu terbata-bata.
Monica menggelengkan kepalanya.
"Mama istirahat ya.. Monica Dan Magisa akan jaga mama disini"
Ibu Monica mengusap tangan Monica lagi dengan lembut.
"Richard mana? Kamu ngga berantem lagi sama dia kan?" Tanya Ibu Monica dengan suara lemahnya. Monica sudah akan menjawab kalau saja Ia tak mendengar suara dari seseorang di belakangnya.
"Di sini mah.."
Monica menoleh kaget, di lihatnya Richard yang berjalan mendekat ke arah ibu Monica. Ibu Monica tersenyum lagi kali ini senyumanya lebih lebar.
Richard menggeser Monica,kini gantian dia yang menggenggam tangan Ibu Monica.
"Mama titip Monica ya Rich.."
Richard mengangguk "pasti mah..pasti. Mama ngga perlu mikirin itu. Apapun yang terjadi Richard akan jaga Monic. Mama ngga perlu capek lagi jagain Monic. Mama bisa istirahat biar cepat pulih."
Ibu Monica menganggukan kepalanya. Ia mengusap lengan Richard.
"Terimakasih..."
...
...Ibu Monica sudah beristirahat di dalam dengan di jaga oleh Denis dan Magisa. Sedangkan Richard dan Monica sudah berada di luar. Mereka duduk dan hanya diam sampai Richard memulai pembicaraan.
"Kamu udah makan?" Tanya Richard
"Kamu kenapa kesini?" Tanya Monica tanpa melihat Richard
"Denis menelfon ku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn (Never lose hope)
Fantasy"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk orang lain tetap menganggap hidupnya hanyalah sebuah lelucon. "Apa menurut mu hidup ku lelucon? Apa menurut mu rasa sakit ku adalah mainan...