Monica menatap ngeri pada hasil kerjanya yang sedang di periksa oleh Richard. Pasalnya Ia sudah mengulang itu sebanyak 4 kali.
"Oke, bisa di terima. Kalau ini masih saja salah, akan saya tukar isi kepala mu dengan isi kepala lumba-lumba" ucap Richard. Kemudian Ia menandatangani File itu dan memberikan lagi pada Monica.
"Pulanglah lebih cepat hari ini.." Ucap Richard
"Baik pak, saya akan pulang setelah mengecek persiapan untuk.."
"Pulang sekarang.. Acara besok biar di urus dengan orang yang bertanggung jawab" ucap Richard
Monica merasa bimbang, jujur saja ini adalah hari kemo ibunya. Ia juga ingin pulang hanya saja Ia merasa tak enak jika terus pulang cepat di hari yang sama, mengingat ini sudah minggu ke tiga Ia bekerja dengan Richard dan sejauh ini semuanya berjalan lancar. Meski sesekali Richard akan melempar hasil kerjanya jika tidak benar-benar sesuai.
Jujur saja Monica merasa heran, Richard bisa begitu baik dengan karyawan lain namun tidak dengannya,pak Surya dan juga Willy. Richard tak segan-segan untuk memaki pak Surya hanya karna masalah kecil.
"Kalau begitu saya akan siapkan.."
"Saya akan pulang dan makan malam di luar." Ucap Richard dan berdiri dari kursinya.
Richard merapikan tasnya dan Monica cepat-cepat mengambil jas Richard dan memberikannya kepada Richard.
"Pulanglah"
Monica tersenyum dan menganggukan kepalanya.
"Saya permisi ya pak.."
"Besok datanglah lebih pagi.."pinta Richard. Monica mengangguk lebih semangat dari biasanya.
"Baik pak.."
Richard menatap Monica yang keluar dari ruangannya. Lalu menyusul Monica keluar.
...
...Diam-diam Richard memperhatikan Monica yang keluar dari hotel Ia sudah berada di dalam mobilnya sendiri tanpa supir kali ini.
Penampilan Monica nampak sangat berbeda saat bekerja dengan penampilan saat ini.
Monica hanya mengenakan tunik berbahan kaos yang menutupi hingga lutut, lalu legging hitam dan Flat shoes yang nampak sangat nyaman di kaki Monica di bandingkan dengan Heel cantik yang biasa Monica gunakan saat kerja.
Richard terus memperhatikan Monica yang berjalan dengan sedikit melompat lucu. Tanpa Ia sadari Ia tersenyum kecil saat melihat Monica yang nampak akrab dengan para valet dan security di sana.
Namun senyum itu perlahan memudar ketika ada seseorang pria yang tidak tampak buruk mendekat ke arah Monica belum lagi Monica yang nampak sangat senang ketika melihat pria itu."Apa itu orang yang ingin dia hindari?"
.
.Denis menyapa Monica yang baru keluar dari hotel.
"Hei.."
"Loh..kok kamu disini?"
"Sekalian lewat dan kamu bilang sudah pulang.."
Monica tersenyum lebar. "Thank you.."
Denis tak menjawab Ia hanya memakaikan jaket untuk Monica.
"Masih gerimis.. Kamu butuh tubuh yang sehat untuk menjadi seketaris hebat"
Monica tak mengatakan apapun Ia hanya terus menatap Denis hingga Denis mengancingi jaketnya.
"Yuk.."

KAMU SEDANG MEMBACA
Turn (Never lose hope)
Fantasía"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk orang lain tetap menganggap hidupnya hanyalah sebuah lelucon. "Apa menurut mu hidup ku lelucon? Apa menurut mu rasa sakit ku adalah mainan...