Bab 77

3.2K 442 59
                                    

Ibu Richard menatap marah pada kedua anaknya itu. Marah dan kecewa lebih tepatnya.

"Apa ini hasil dari sekolah yang kami biayai dengan sangat mahal?" Ucap Ibu Richard lembut namun mereka bertiga tau bahwa ada nada kekecewaan yang begitu dalam.

"Mom.."

"Apa aku masih ibu mu?" Tanya Ibu Richard

Richard mengangkat kepalanya. Ia ingin memastikan bahwa itu benar-benar ibunya yang mengatakan itu. Rasanya tak percaya mendengar itu langsung dari ibunya.

Mata ibu Richard sudah berkaca-kaca.  Richard tak tau bahwa melihat ibunya seperti itu juga akan menyakiti hatinya. 

"30 tahun membesarkan mu pada akhirnya kamu mengecewakan ku Richard.."

"Mom.."

"Mom.. Ini salah ku..bukan ka Richard" ucap Willy

Ibu Richard menggeleng. "Ini salah ku karna gagal mendidik kalian.."

Monica sungguh tak sanggup mendengar ucapan Ibu Richard. Ia juga memiliki seorang ibu, Ia juga pernah hampir menjadi seorang Ibu. Ia tak mau melihat Ibu Richard seperti ini. Ia tak ingin membuat marah apalagi kecewa seorang ibu. Ia tak ingin menyakiti hati seorang ibu lagi.

"Mom..jangan bilang begitu" rengek Willy. Berbeda dengan Richard yang hanya diam dan menatap ibunya. Ia merasa pembelaan apapun darinya tidak akan menyembuhkan luka hatinya.

"Apa kamu melakukan ini dengan sadar Richard? Sadar kalau akan menyakiti hati ibu mu?"

Richard masih tak bisa mengatakan apapun. Sesungguhnya sebrengsek apapun dia, dia baru pernah sekali melawan langsung ibunya yaitu saat makan bersama dengan Lusi.

"Mom.. " ucap Willy

Ibu Richard terus menatap Richard dengan lekat. Sekuat tenaga Ia berusaha untuk tak menangis. Hidup yang Ia jalani sungguh berat,menyesuaikan diri dengan keluarga ayah Richard tidak lah mudah hingga Ia terus tampak tegar dan bahkan di anggap jahat.

"Daddy..tolong katakan pada mommy kalau kami tidak bermaksud menyakiti mommy"

"Apa kamu tidak punya ponsel Richard? Kamu bisa menghubungi kami! Apa kami tidak berhak menyaksikan pernikahan mu?"

Richard mengangkat kepalanya dan menatap ibunya tak percaya. Willy dan Monica sama terkejutnya.

"Apa kamu terlalu malu memiliki orang tua seperti kami?"

Richard menggelengkan kepalanya.

"Apa menurut mu ibu mu ini adalah monster? Apa hanya karna aku tidak menangis dan tidak terus mengatakan aku menyayangi mu lalu kamu menganggap aku bukan manusia? Sampai kamu harus menyembunyikan istri mu dari kami?  Sampai kami tidak boleh datang ke rumahnya? Apa yang kamu takutkan? Memangnya Mommy dan Daddy mu itu seperti apa?"

Richard menggeleng lagi.

"Istri mu Baru saja kehilangan ibunya.. harusnya kamu biarkan mommy bertemu dengannya. Bukannya menakuti istri mu.Mommy juga wanita, mommy juga seorang ibu. Mommy bisa jaug lebih mengerti istri mu di saat seperti ini di banding kamu Rich.."

Richard menganggukkan kepalanya.

"Maafin Richard mom.. Richard salah.."

"Ya.. Memang. Kamu dan Willy salah. Berdirilah terus di sini renungkan kesalahan kalian!" Ucap Ibu Richard

Willy dan Richard tak ada yang bicara lagi.

Ibu Richard mendekat kepada Monica. Ia memeluk Monica dengan sangat lembut. Richard dan Willy kompak menatap ke arah ibunya.

Turn (Never lose hope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang