Mata Monica mengerjap berkali-kali, Ia sungguh tak percaya dengan apa Yang di lihatnya.
"Kamu ngapain di sini?" Tanya Monica
"Ka Richard mau ikut olahraga sama kita kak"
Monica menatap galak pada Richard.
"Ya kan kak?"
"Yups" jawab Richard dan merangkul pundak Magisa. Monica sungguh tak tau harus mengatakan apa lagi. Richard sungguh sangat nekad dan tidak bisa Ia kendalikan.
"Udah-udah ayo.. Keburu mataharinya tinggi" ucap Ibu Monica yang memimpin untuk keluar dari rumah lebih dulu.
Mereka berempat melakukan jalan sehat bersama.
"Kamu tuh..kalau aku ngomong sebenernya di denger ngga sih?" Tanya Monica ketus dengan suara berbisik.
"Denger.."
"Aku bilang jangan membuat hubungan yang terlalu dekat dengan keluarga ku.."
"Oke.. Tapi jangan lagi berhubungan dengan Denis.." Jawab Richard
"Mana mungkin? Denis itu sahabat aku Rich"
Richard mengangguk, "kalau gitu aku akan tetap mendekati keluarga mu sebagai garansi" ucap Richard
"Yak!" Ucap Monica dan memukul lengan Richard.
"Tante.. Monic memukul ku.." Adu Richard dan berjalan mendekat pada Ibu Monica.
"Monica.."
"Kok mama belain dia sih.." Protes Monica.
"Sudah ayo.. Jalan yang benar"
...
...Usai olahraga mereka memilih untuk membeli sarapan di luar. Tentu saja Richard menjadi perhatian para tetangga Ibu Monica Yang juga membeli sarapan.
"Itu siapa mama Monic?"
"Temannya Monica" jawab Ibu Monica
"Walah sudah ngga sama Denis ,mon?" Tanya Tetangga yang lain.
Richard mengerling pada Monica.
"Katanya cuma sahabat.."bisik Richard
"Ganteng ya Mon pacarnya.. Kamu pacarnya ganteng-ganteng ya. Kapan kasih undangannya mon?"
Monica hanya meringis tak tau harus menjawab apa. Omongan tetangga memang yang paling sadis.
"Gimana nih mama Monic, kapan mantunya?"
"Tanya aja sama mereka bu, saya mah cuma bisa ikutin anak-anak aja" jawab Ibu Monica.
...
...Richard tak berhenti tersenyum saat perjalanam kembali ke rumah.
"Kenapa kamu?"tanya Monica jutek
"Seru ya.."
"Apanya?" Tanya Monica
"Ya ngumpul gitu, saling kenal saling cerita ini itu.." Ucap Richard
"Seru karna kamu di puji-puji?" Cibir Monica
"Ya gak gitu juga.. Ya gimna ya..seru aja"
"Di lingkungan ka Richard pasti orangnya sibuk sendiri-sendiri ya kak?"
Richard menganggukkan kepalanya. "Kita bahkan tak mengenali satu sama lain."
Mereka semua menghentikan langkahnya saat mendapati Denis yang sudah berada di depan rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Turn (Never lose hope)
Fantasía"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk orang lain tetap menganggap hidupnya hanyalah sebuah lelucon. "Apa menurut mu hidup ku lelucon? Apa menurut mu rasa sakit ku adalah mainan...