Bab 67

3.1K 407 47
                                    

Willy melangkahkan kakinya mendekat kepada Monica Yang sudah berhenti menangis meski sesekali terisak.  Ia berjongkok di hadapan Monica,tersenyum getir dan mengulurkan sapu tangan kepada Monica.

Dengan ragu-ragu Monica mengambil sapu tangan Willy.

"Apa ka richard sudah menjelaskan semuanya?"

Monica mengangguk.

"Apa kamu akan bertahan dengan kakak ku?"

"Itu tidak mungkin" ucap Monica.

Willy menganggukan kepalanya. "Biasanya aku sangat membenci kakak ku saat harus menenangkan wanita-wanita yang di campakannya. Tapi kali ini aku benci dengan kehidupan ku." Ucap Willy

Monica tak mengatakan apapun hanya menghapus air matanya. Willy mengambil marshmallow dari sakunya lalu memberikan kepada Monica.

"Maaf harus membuat mu terluka"

"Bukan salah mu.." Ucap Monica.

Willy mendudukan dirinya dan bersandar pada tembok, Ia meluruskan kakinya.

"Itu kenapa aku tidak mau menjalin hubungan dengan wanita manapun. Aku tidak ingin memberi peluang untuk jatuh cinta pada seseorang yang tidak bisa aku miliki. orang ingin sekali hidup seperti ku.. Dan anehnya aku ingin hidup seperti orang lain. Apakah selalu begitu?" Tanya Willy

Monica menatap Willy tanpa mengatakan apapun.

"Kalau Lusi tau bagaimana Ka Rich mencintai mu..pasti dia akan ingin seperti mu. Dia akan sangat iri."

Willy menghela napasnya berat.

"Di cintai tapi tidak bisa memiliki.. Memiliki tapi tak di cinta.. Kenapa pilihan itu selalu kejam?"

"Richard akan mencintai Lusi..cepat atau lambat.."

Willy mengangguk.."kalau saja aku tak mengenal kaka ku. Pasti aku akan setuju dengan mu. Sialnya aku sangat kenal Richard. Tapi tidak apa kamu pun berhak melindungi hati mu.. Kalau aku jadi kamu aku juga tidak akan berani untuk berjuang lagi, jujur saja aku pengecut. Aku takut akan semakin terluka."

Willy tersenyum kepada Monica. Ia mengusap rambut Monica.

"Pilihan mu sudah tepat, jadi jangan menangis" ucap Willy. Ia pun berdiri dari duduknya. Lalu mengulurkan tangannya.

"Ayo.." Ajak Willy.

Monica tak menanggapi Willy. Ia hanya menundukan kepalanya.

"Baiklah.. Kamu mungkin butuh waktu.. Aku pergi dulu" ucap Willy dan mrninggalkan Monica.

***
Monica menghentikan langkahnya saat melihat Denis yang berdiri di depan rumahnya.

Ia yang semula telah berhenti menangis kini kembali berkaca. Denis merenggangkan sedikit tangannya. Meminta Monica untuk memeluknya. Namun Monica menggeleng. Denis pun mendekat dan mendekap Monica. Pelan namun pasti isakan Monica pun kembali pecah.

"Apa yang harus aku lakukan.. Apa yang harus aku lakukan.. Aku mencintainya.. Aku mencintainya.."

Denis tak mengatakan apapun hanya mengusap punggu Monica.

"Aku harus bagaimana?..katakan padaku.aku harus bagaimana.." Isak Monica.

***
Monica sudah menenang, kini Ia duduk di dalam mobil Denis dengan memakan es krimnya.

"Apa yang harus aku lakukan Denis?"

"Bukanya kamu sudah memutuskan apa yang akan kamu lakukan.."

Monica mengangguk "dan aku terluka dengan keputusan ku sendiri"

"Apapun keputusan mu kamu akan tetap terluka.."

Turn (Never lose hope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang