Kantor menjadi sedikit lebih ramai hari ini, tentu saja karna adanya pesta kecil penyambutan menejer baru yang tak lain adalah Denis.
Dari jauh Monica tersenyum bahagia melihat bagaimana sahabatnya mendapatkan penghargaan. Rasanya tak percaya bahwa Denis bisa berada di posisi itu mengingat bagaimana hari itu dia dan Denis menangis bersama karna terancam tidak bisa melanjutkan kuliah. Lalu Denis marah padanya karna Ia memilih menyerah, Monica menahan Denis yang akan mengikutinya untuk keluar. Dengan susah payah Monica mencoba menanggung kehidupan Denis meski tidak sepenuhnya, tetap saja ada rasa bangga dan haru di hati monica melihat ke adaan Denis saat ini. Ia tak menyesal sedikit pun memilih keluar demi Denis. Karna Denis sudah membuktikan pada dirinya Denis melakukan yang terbaik dengan berada di sana Saat ini.
"Monic,,kamu ngapain diem di situ,Nih cek barang di gudang"
"Oh iya pak.. " ucap Monica dan meninggalkan tempat itu.Ia harus melanjutkan pekerjaanya sebagai seorang staff umu. Lagi pula itu tidak akan lama lagi, Denis pasti akan mempromosikannya. Denis pasti akan memilihnya menjadi seketaris.
***Dengan sedikit berkeringat Monica kembali ke meja kerjanya. Di lihatnya ada satu kotak kecil di atas meja kerjanya. Monica membuka itu dan di dalamnya adalah sebuah Mug bergambar peterpan dengan design berbeda dari milik sebelumnya.
_Sudah saatnya memiliki cangkir baru,untuk posisi baru_
Monica tak kuasa menahan senyumnya sendiri, Tentu saja ia tau gelas itu dari siapa tanpa perlu di tuliskan siapa pengirimnya.
"Euhm..yang satu naik jabatan dengan gaji meningkat beberapa juta dan si pendongkrak Cuma dapat gelas?" cibir Esme
Monica memejamkan matanya, Sungguh ia tak mau menghadapi Esme di saat-saat seperti ini. Tapi Ia bisa apa, orang seperti Esme benar-benar perlu di kasih pelajaran.
"Lu pengen banget gua naik jabatan kan? Tunggu aja sebentar lagi" ucap Monica tak tahan.
Ia pun meninggalkan mejanya dengan membawa gelas itu.
"Dia tidak akan memilih mu" ucap Esme yang nada suaranya berubah menjadi lebih serius.Monica membalik tubuhnya dan menatap Esme marah.
"Kamu ada masalah apa sih sama Denis?"Esme tak menjawab,Ia hanya terus menatap wajah Monica. "Berhentilah mempercayainya, buka matamu atau kamu akan tau siapa Denis"
Monica tersenyum sinis, "kenapa aku harus percaya padamu? Ah karna kamu bukan manusia? Kamu peri? Aku tidak percaya padamu, siapapun kamu. Berhentilah mencampuri urusan ku." Ucap Monica
"kamu akan menyesal" ucap Esme
Monica mengangguk, "aku sudah biasa menyesal, ataupun gagal. Bahkan meskipun aku tidak bisa naik jabatan seumur hidup ku, aku menerimanya. Aku terbiasa hidup dengan rasa sakit. Yang aku punya sekarang hanya rasa percaya pada Denis. Dan jika dia melukai ku, aku tidak akan menyesal aku pasti akan mati. Jadi berhenti saja mengkhawatirkan ku. Siapa kamu? Kamu hanya anak baru, yang juga staff umum, kamu harusnya sedikit lebih menghormatiku sebagai senior mu" ucap Monica dan Ia benar-benar meninggalkan Esme.
Ia bisa tenang menghadapi orang-orang yang berbicara buruk tentangnya,tapi tidak dengan Denis. Ia yang membuat Denis berdiri sampai saat ini, Ia akan terus melindungi Denis. Hingga Denis berdiri di puncak tertinggi yang Denis inginkan.
***
Lowongan Seketaris yang semula di buka lalu kemudian di tutup mengundang gossip tersendiri. Monica percaya bahwa ini pasti kerjaan Denis. Sejak awal Denis pasti sudah mengajukan namanya. Beberapa hari ini Ia pun tak bicara dengan Denis karna Denis yang nampak begitu sibuk. Monica meyakini bahwa itu hanya cara Denis membuatnya terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn (Never lose hope)
Fantasia"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk orang lain tetap menganggap hidupnya hanyalah sebuah lelucon. "Apa menurut mu hidup ku lelucon? Apa menurut mu rasa sakit ku adalah mainan...