Monica meletakan secangkir kopi untuk Richard lalu Ia ikut duduk di kursi makan.
"Kamu kenapa?" Tanya Richard.
Monica menggeleng, "aku lemes banget dari kemarin" ucap Monica. Ia meletakan tangannya di atas meja lalu menidurkan kepalanya.
"Sakit?" Tanya Richard yang langsung menempelkan tangannya pada kening istrinya.
"Dingin banget badan kamu.."
"Aku ngerasa ngantuk terus beberapa hari ini" ucap Monica
"Yaudah ngga usah ke kantor deh, kamu istirahat aja nanti aku panggil dokter ke sini"
Monica menegapkan kembali tubuhnya. "Ngga usah.. Lagi juga aku ada rapat hari ini. "
"Efek diet mu kali.. Kamu udah pakai dokter gizi kan? Aku bilang kam ngga usah maksain diri. Sehat itu penting" Tanya Richard
Monica tak menjawab. Ia sendiri tidak tau apakah itu efek samping dari pola dietnya. Tapi selama dua bulan terakhir ini Ia hanya menurunkan 4 kg saja. Harusnya tidak menjadi masalah, lagi pula Ia selalu di pandu oleh dokter gizi.
"Nanti aku ke rumah sakit deh abis rapat"
Richard menatap Monica. Ia mengusap tangan Monica.
"Minta temani Magisa atau Willy ya. Aku harus ke singapur" ucap Richard
Monica menganggukan kepalanya. Ia sudah akan meminum susunya. Namun tiba-tiba saja Ia merasa sangat mual dan berlari ke kamar mandi. Richard mengambilkan tisu lalu menyusul istrinya.
"Sayang..are you oke?" Tanya Richard
"Perut aku ngga enak banget. Aku mual tapi ngga bisa muntahin apapun." Ucap Monica
Richard memberikan tisu pada Monica dan Monica pun menerimanya. Ia terdiam sesaat dan berfikir.
"Sekarang tanggal berapa?" Tanya Monica
Richard menaikan satu alisnya. Jujur saja Ia bingung apa hubungan pertanyaan Monica dengan sakit Monica.
"29" ucap Richard
Monica meninggalkan Richard lalu mengambil ponselnya. Ia duduk begitu saja di kursinya.
"Rich.."
"Kamu kenapa sih?"
"Kayaknya aku hamil deh.. "
"Hah? Masa sih? Ngga mungkin ah. Ngaco aja kamu" ucap Richard
"Ngaco gimana sih, aku kan punya suami normal kali kalau aku hamil.."
Richard menghela napasnya. "Ya ngga gitu maksud aku, ya kamu lagi sakit aja. Kita kan juga baru nikah."
Monica menatap ponselnya lagi. Ia pernah hamil dan pernah sakit. Dan gejala yang Ia alami sekarang lebih mirip saat dia hamil.
"Engga rich.. Kayanya aku emang hamil. Dulu juga gini.."
"Dulu? Emang kamu pernah hamil?"
"Ishh..maksud ku dulu temen aku waktu hamil kaya gini.."
"Engga kamu cuma sakit aja. Percaya sama aku.. Kamu mau aku antar ke kantor atau gimana?"
Monica menatap Richard galak. "Kok kamu kayaknya ngga suka gitu?"
"Ya bukan ngga suka.. Cuma ya memang belum siap aja."
Monica menatap Richard tak percaya. "Coba ulang kamu apa?" Tanya Monica
"Ya belum siap. Come on bae.. Kita baru nikah 2 bulan. Kita bahkan tidak sempat pacaran lama. Memangnya kamu mau langsung punya anak? Harus di repotkan dengan segala urusan tentang anak?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Turn (Never lose hope)
Fantasy"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk orang lain tetap menganggap hidupnya hanyalah sebuah lelucon. "Apa menurut mu hidup ku lelucon? Apa menurut mu rasa sakit ku adalah mainan...