Bab 45

3.5K 394 51
                                        

Semuanya masih tampak sama dengan Yang terakhir kali Monica ingat.  Dapur, ruang tamu, bahkan kamar tidur.  Sepertinya Risa memang tak merubah terlalu banyak saat itu.  Ya kecuali ruangan wadrobe Risa Yang saat ini penuh dengan barang-barang Richard. 

Monica menutup ruangan wadrobe Richard. Ia tak ingin semakin berlarut-larut dalam kenangannya. Tekadnya sudah benar-benar bulat untuk meninggalkan kehidupan Risa. Dan Ia sendiri yang akan membantu Richard melupakan Risa yang tidak akan pernah ada lagi di dunia ini.

Langkah kaki Monica meninggalkan ruangan itu dan kini masuk ke dalam kamar Richard.  Ia membuka Gordeng di kamar itu dengan sangat lebar membiarkan sinar matahari masuk sempurna seperti Yang biasa Adele lakukan kepadanya.  Ah benar juga Ia mendadak kembali Rindu kepada Adele dan juga Dimas. Dimanapun mereka akan selalu ada doa terbaik dari Monica.

Si tampan yang sejak semalam tertidur nyenyak kini mulai menggerakan tubuhnya, mata mengerjap karna terusik oleh cahaya yang tiba-tiba saja menyorot ke arahnya.

"Tutup lagi gordennya surya" perintahnya dengan suara serak.

"Saya minta maaf,  tapi bapak ada rapat dengan investor dari korea dalam dua jam lagi." Ucap Monica

Mendengar suara wanita yang menjawabnya membuat Richard membuka matanya dengan cepat. Ia pun langsung bangkit dari tidurnya dan terduduk kaget.

"Kamu ngapain disini?"

Richard langsung menatap dirinya sendiri yang kini sudah mengenakan pakaian tidurnya. Ia juga memastikan bahwa ini benar-benar apartemennya.

"Kamu tau dari mana apartment saya? Ini siapa Yang gantiin saya baju? Semalam tidak terjadi apa-apa kan?"

Dengan sekuat tenaga Monica menahan senyumnya. Ia merasa seperti melihat dirinya sendiri di sana. Dirinya saat pertama kali terbangun di dalam pelukan Richard.

"Jawab! Kenapa diem aja? Saya ngga nidurin kamu kan? Atau jangan-jangan kamu cari kesempatan lagi!"

"Saya sudah siapkan sarapan untuk bapak. Saya tunggu di luar ya pak" ucap Monica dan berjalan keluar.

Richard tak tinggal diam, Ia turun dengan melompat dari kasurnya lalu mengekori Monica. 

"Kamu belum jawab pertanyaan saya.."

"Pertanyaan yang mana pak?" Tanya Monica dan terus saja berjalan di depan Richard. Ia masih terus menahan senyumnya.

"Ya.. Gimana kamu bisa tau apartement ini? Tidak ada yang tau tempat ini. Saya bahkan tidak pernah membawa wanita manapun kesini"

"Bapak yang mengarahkan saya kesini saat mabuk" jawab Monica asal

"Mana mungkin.."

Monica berhenti tiba-tiba hingga Richard nyaris saja menabrak tubuh Monica. Monica pun membalik tubuhnya dan menatap Richard yang jaub lebih tinggi darinya itu.

"Lalu kalau tidak, saya tau dari mana? Memangnya saya peri?"

Richard berdecak kesal, sebenarnya memang itulah kemungkinan yang paling mungkin. Ingatannya selalu buruk saat masuk. Tapi yang Ia tau Ia tak pernah memberitahu siapapun tentang tempat itu ya kecuali surya dan adiknya.

"Oke..terus siapa yang ganti baju saya?"

"Euhm.. Petugas di bawah"

"What? Kamu membiarkan orang lain mengganti pakaian saya?"

"Lalu siapa yang mau gantiin? Masa saya, nanti bapak akan pikir saya manfaatin bapak"

Richard mencebik kesal, Monica selalu saja bisa menyelanya.
Monica kembali berjalan dan Richard pun kembali mengekori Monica.

Turn (Never lose hope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang