Bab 46

3.5K 387 31
                                    

Richard memejamkan matanya, menahan kesal saat Monica masuk ke dalam ruangannya.

"Apa lagi?"

Dengan wajah lugu dan menggemaskan Monica mengangkat termometernya. Tentu saja hal itu membuat Richard tak sanggup menolak meski kesal.

"Kamu baru memeriksa saya satu jam lalu"

"Tapi kalau bapak tiba-tiba demam gimana?" Tanya Monica

"Im not baby"

Monica semakin mencebik.

"Saya akan bilang kalau saya sakit,  jadi kamu ngga perlu repot keluar masuk ruangan saya"

"Saya ngga repot pak"

"Ya saya yang repot! Saya mau kerja"

"Sebentar aja ya pak.." Ucap Monica dan mendekat. Ia mengulurkan termometernya.

Richard menggeleng, Monica memasang wajah semakin memelas.
Dengan kesal Richard mengambil termometer itu.

"Sekalian saja, kamu bawa meja mu masuk dan duduk di depan saya!" Ucap Richard yang kemudian memasukan termomater ke mulutnya.

"Boleh pak?" Tanya Monica yang langsung di tatap galak oleh Richard.

Termometer Richard berbunyi,  menunjukan angka 37,9 Yang meskipun panas tapu belum pada tahap mengkhawatirkan.

"Sudah?"

Monica tersenyum dan mengangguk. "Kepala bapak sakit ngga? Masih mual?"

"Engga monica..engga! Saya mau kerja.. Jadi tolong banget ya keluar"

Monica mengangguk, Ia membungkuk sebentar lalu meninggalkan ruangan Richard. 

...
...

Sepuluh menit kemudian Monica kembali masuk ke ruangan Richard.

"Apasih? Apa lagi?"

"Mau antar air putih" ucap Monica dan meletakan satu gelas air di meja Richard

"Udah kan apa lagi?"

"Bapak minum dulu.." Ucap Monica

"Astaga anak ini.. Monica. "

"Iya pak.."

"Kamu tau ngga kalau saya kesel?"

Monica menatap Richard kemudian menggeleng.

"Memang tidak terlihat di wajah saya?!"

"Wajah bapak kan selalu begitu kalau lihat saya!"

Richard sungguh kehabisan cara berdebat dengan Monica. Agar semua. Cepat Ia pun meminum air putih hingga habis.

"Sudah? Apa lagi sekarang? Kamu mau sampai kapan keluar masuk ruangan saya?"

Monica terdiam  "bapak marah ya? "

"Sure!  Baru sadar?  Baru tau?  Kemana saja?  Saya kesal karna terganggu!  Dan tentu saja marah karna pekerjaan saya tidak selesai karna mu!"

Ia menatap kembali wajah Richard dan menyadari bahwa dirinya memang mengganggu. Ia hanya seorang Monica gendut dan tak cantik yang tak selalu ingin di lihat Richard. Ia bukan Risa! Ia sungguh harus menanamkan itu dalam kepalanya.

"Saya minta maaf pak.."

"Sudah saya bilang ngga usah minta maaf. Toh kamu akan melakukan lagi dan lagi"

Monica menundukam kepalanya merasa malu dan sedih. Sedih karna Ia membuat Richard semakin susah bahkan saat Richard sakit.

"Kalau sudah selesai..sekarang keluar lah"

Turn (Never lose hope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang