Bab 71

3.2K 430 83
                                    

Pertama kali sadar dari tidurnya yang pertama kali Richard dengar adalah sebuah dengungan panjang. Ia memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit meski matanya belum juga terbuka.

Ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Sialnya Ia selalu tak pernah ingat apa yang terjadi ketika Ia mabuk. Richard mencoba menenangkan dirinya mencoba mengalihkan rasa sakit yang mencengkram kepalanya.

Perlahan Richard membuka matanya dan mulai bangkit dari tidurnya. Ia sudah berdiri dan berjalan menuju kamar mandi.

***

Monica masih di rumah sakit menunggui Ibunya.

"Mba.. Kamu pulang dan istirahat dulu sana biar magisa yang gantiin jaga mama"

Monica menoleh kepada Magisa Yang baru datang bersama Denis. 

"Iya kamu pulang sana.. Nanti kesini ajak Richard" ucap Ibu Monica

Monica menghela napasnya dan tersenyum tipis. Ia belum punya keberanian untuk mengatakan bahwa dirinya dan Richard telah selesai. Jika itu bisa menjadi harapan untuk ibunya kembali sehat maka Monica akan membiarkan itu.

"Aku antar ya"

Monica menggeleng, "aku naik taxi aja.. Kamu bukannya harus kerja?"

"Iya sekalian aku berangkat kerja" ucap Denis.

Monica menggeleng lagi. "Aku sendiri aja. Ini sudah setengah 7. Kamu langsung ke kantor aja" ucap Monica dan berdiri dari duduknya.

"Yaudah kalau gitu ke depan bareng ya..Magisa kalau ada apa-apa hubungi kaka ya." Ucap Denis dan Magisa pun menganggukan kepalanya. Denis berpamitan kepada Ibu Monica begitupun Monica.

Mereka keluar dari ruangan Ibu Monica bersama. Monica lebih banyak diam saat ini.

"Richard bagaiman?" Tanya Denis

Monica tersenyum getir. "Jangan membicarakannya lagi"

"Dia mencintai mu, ca"

"Kita tidak bisa hidup hanya dengan cinta kan?" Tanya Monica

"Ca.. Hubungan mu dan Richard memang sudah pasti tidak mudah. Dari awal pun aku sudah ingatkan. Tapi bukan berarti tidak mungkin. Hanya jangan menyerah Ca"

Monica menghentikan langkahnya. Ia menoleh menatap Denis.

"Aku bukan menyerah, aku memilih. Dan ini pilihan aku. Jadi tolong hargai keputusan ku"

"Kamu akan menyesal dengan keputusan ini Ca"

"Aku akan lebih menyesal kalau tidak mengambil keputusan ini" ucap Monica dan melanjutkan langkahnya. Denis menahan tangan Monica.

Ia menatap Monica lekat-lekat. "Berikan aku satu alasan saja kenapa kamu akan lebih menyesal kalau kamu mengambil keputusan ini?"

Monica menatap Denis dengan terluka. Ingin sekali rasanya Monica mengadukan semua,menceritakan semua,mencari jalan keluar dari permasalahannya. Ia sungguh tak ingin memilih satu di antara dua orang yang sangat amat dia cintai. Ia tidak mau kehilangan lagi. Ia terlalu takut untuk melewati itu lagi.

"Ca.."

Monica melepaskan tangan Denis. Tak ada yang bisa Ia katakan. Ia hanya berlalu dan berjalan meninggalkan Denis lebih dulu.

***
Richard nampak kembali dingin dan sibuk dengan semua kegiatannya. Kini Ia pun lebih banyak berada di singapur meskipun masih sering kembali ke Indonesia.

Richard pun tak lagi menempati apartementnya Ia selalu pulang ke rumah orang tuanya. Saat ini Ia sedang makan malam bersama keluarganya.

"Kamu kembali memegang proyek di singapur?" Tanya Mahendra

Turn (Never lose hope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang